Kamis 06 May 2021 07:10 WIB

Epidemiolog: Tetap Disiplin Protokol Meski Sudah Divaksinasi

Sampai sekarang, belum ada satu pun vaksin dengan efikasi 100 persen.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ratna Puspita
Masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan meski telah divaksinasi. (Foto: Vaksinasi COVID-19)
Foto: ANTARA /Indrianto Eko Suwarso
Masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan meski telah divaksinasi. (Foto: Vaksinasi COVID-19)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Epidemiolog UGM dr Riris Andono Ahmad meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan meski telah divaksinasi. Sebab, vaksin saat ini belum ada yang 100 persen memberi kekebalan terhadap covid-19.

Ia mencontohkan, vaksin Sinovac yang beredar di Indonesia saat ini memiliki efikasi atau kemanjuran 65,3 persen. Artinya, dari 100 orang yang divaksinasi, masih ada kemungkinan sebanyak 34,7 persen masyarakat yang bisa terinfeksi covid-19.

Baca Juga

"Hanya, orang yang telah divaksinasi memiliki resiko keparahan sakit akibat covid-19 lebih rendah dibanding yang tidak divaksinasi. Kita tidak tahu menjadi bagian yang 65 atau 35 persen. Karenanya, mau tidak mau harus tetap mematuhi 5M," kata dia, Rabu (5/5).

Sedangkan, dari vaksin covid-19 lain tentunya memiliki efikasi berbeda. Misalnya, vaksin Pzifer memiliki efikasi 95 persen dan vaksin Moderna dengan efikasi 94,5 persen. Dengan efikasi lebih tinggi akan lebih melindungi terhadap infeksi covid.

"Memang akan lebih memproteksi, tapi dengan durasi imunitas yang terbatas jika tidak mampu mencakup 70 persen populasi dalam waktu durasi imunitasnya, maka penularan akan tetap terjadi," ujar dia.

Dia menerangkan, kekebalan kelompok atau herd immunity baru dapat tercapai bila 70 persen telah populasi memiliki kekebalan dalam jangka waktu durasi imunitas. Ia mengingatkan, sampai sekarang belum ada satupun vaksin dengan efikasi 100 persen.

Dengan begitu, masyarakat tetap diminta untuk disiplin terapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19. Kalau ada vaksin dengan kemanjuran 100 persen dengan durasi imunitas yang lama, selama ini bisa menjadi teknologi ideal menghentikan pandemi.

"Namun, hingga saat ini belum ada vaksin dengan efikasi 100 persen. Jadi, walau sudah divaksinasi tetap masih harus menjalankan prokes untuk melindungi orang-orang di sekitar kita, terutama yang belum divaksinasi," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement