Rabu 05 May 2021 19:31 WIB

Ganjar : Disiplin Prokes Warga Jateng Jangan Kendur

Tindakan seperti itu dibutuhkan dalam rangka mengendalikan Covid-19 di Jawa Tengah.

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah) meninjau pos penyekatan di jalur Pantura, Kecipir, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (4/5/2021). Peninjauan pos di pintu keluar tol Pejagan dan jalur Pantura Brebes tersebut untuk melihat langsung kesiapan dan keamanan penyekatan pemudik menjelang masa larangan mudik pada 6 - 17 Mei mendatang.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah) meninjau pos penyekatan di jalur Pantura, Kecipir, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (4/5/2021). Peninjauan pos di pintu keluar tol Pejagan dan jalur Pantura Brebes tersebut untuk melihat langsung kesiapan dan keamanan penyekatan pemudik menjelang masa larangan mudik pada 6 - 17 Mei mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Di tengah upaya pengawasan dan penyekatan terhadap sebagian masyarakat yang tetap nekat mudik, warga Jawa Tengah diminta tidak mengendurkan kedisiplinan diri dalam menerapkan protokol kesehatan.

Tetap disiplin menjaga protokol kesehatan dan melaksanakan kebiaaan baru pencegahan menjadi yang utama agar risiko terpapar Covid-19 dapat diminimalkan.

“Maka saya minta masyarakat Jawa tengah jangan kendur bahkan semakin ketat untuk menerapkan prokes,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (5/5).     

Perihal protokol kesehatan memang menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dalam upaya mengendalikan penyebaran Covid-19 di daerahnya, tanpa ada pengecualian.

Tidak hanya untuk masyarakat umum, namun hingga semua aparatur sipil di pemerintahan semua sama harus disiplin dalam menegakkan protokol kesehatan.

Gubernur mencontohkan, baru- baru ini mendapat laporan ada salah seorang bupati di Jawa Tengah yang mulai mengizinkan penyelenggaraan event olahraga.

Meski tidak secara spesifik menyebut jatidiri kepala daerah yang dimaksud, gubernur dengan tegas telah meminta agar bupati menarik izin tersebut.

Sebab sekarang tidak ada yang dikecualikan, semua harus makin ketat dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19. “Ketika kemarin saya dapat laporan ada satu bupati mengizinkan event, maka segera harus minta agar tarik lagi izin tersebut,” tegasnya.

Menurut gubernur, tindakan seperti itu dibutuhkan dalam rangka mengendalikan Covid-19 di Jawa Tengah. Sehingga daerah dengan zona rawan risiko penularan di Jawa Tengah tidak bertambah.

Terkait dengan data zona risiko tinggi penularan di Jawa Tengah –kembali—terjadi perbedaan antara data terbaru Satgas Covid-19 Pusat dengan Satgas Covid-19 Provinsi Jawa Tengah.

Ia menyebut, data terbaru dari Satgas Covis-19 pusat menyebutkan dua daerah di Jawa Tengah kembali masuk zona merah. Namun berdasarkan data Satgas Covid-19 Jawa tengah, daerah zona merah saat ini hanya di Kabupaten Brebes.

“Satgas pusat selalu berbeda dengan kita, catatan kita yang terakhir kemarin kabupatennya Brebes,” ungkap gubernur.

Perbedaan atau selisih angka sebelumnya juga terjadi beberapa kali seperti saat Satgas menyebut ada peningkatan kasus hingga soal angka kematian.\

“Seperti yang beberapa waktu lalu menyebut Jawa Tengah menjadi daerah tertinggi, walaupun setelah dicermati kembali data tersebut ada yang tidak pas,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement