Rabu 05 May 2021 08:01 WIB

Kemenparekraf Ajak IINTOA Kembangkan Potensi Desa Wisata

Pariwisata alternatif saat ini menjadi tren bagi para wisatawan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (dua kiri) melihat tari edan-edanan di Desa Wisata Krebet, Pajangan, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (26/4/2021). Dalam kunjungan kerjanya, Menparekraf memberikan arahan kepada para perajin batik kayu di Desa Wisata Krebet untuk bersama membangkitkan sektor ekonomi kreatif.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (dua kiri) melihat tari edan-edanan di Desa Wisata Krebet, Pajangan, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (26/4/2021). Dalam kunjungan kerjanya, Menparekraf memberikan arahan kepada para perajin batik kayu di Desa Wisata Krebet untuk bersama membangkitkan sektor ekonomi kreatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  mengajak Indonesia Inboud Tour Operator Association (IINTOA) untuk mengembangkan potensi desa wisata. 

Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya,  menjelaskan desa wisata merupakan bagian dari pengembangan pariwisata berkelanjutan dan menjadi salah satu program pemerintah yang diharapkan dapat mempercepat kebangkitan pariwisata dan memicu pertumbuhan ekonomi. 

Oleh karenanya Wisnu mendorong pelaku industri khususnya IINTOA untuk membantu mengembangkan potensi desa wisata, agar dapat menggairahkan pariwisata di tengah pandemi COVID-19. 

"Kami punya program pendampingan desa wisata, kami sangat butuh anggota IINTOA sekalian untuk bersama-sama bagaimana kita memberikan kesempatan teman-teman pariwisata untuk mempromosikan produknya lewat platforam yang IINTOA miliki," kata Wisnu dalam keterangan resminya, Rabu (5/4). 

 

Lebih lanjut, Wisnu menjelaskan, pariwisata alternatif saat ini menjadi tren bagi para wisatawan. Pariwisata alternatif merupakan konsep wisata yang lebih bersahabat dengan alam dan masyarakat lokal, yang tak bisa didapat ketika berkunjung ke destinasi wisata biasa. Karena itu, Kemenparekraf terus menggali potensi desa wisata. 

"Jadi, kita bagaimana menjadikan desa wisata ini sebagai alternatif destinasi pariwisata, karena kondisi sekarang ini sangat tepat sekali memilih desa wisata jadi sebuah destinasi pariwisata yang kelebihannya adalah memiliki produk alam dan kebudayaan tersebut," kata Wisnu. 

Wisnu meminta IINTOA untuk membantu membuat analisis customer behavior yang bertujuan agar dapat mengetahui apa saja yang diperlukan oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara jika berkunjung ke desa wisata.

Menurutnya analisis itu penting sekali untuk tahu apa yang diinginkan oleh wisatawan lokal dan mancanegara. "Ketika sudah siap analisisnya kita akan turun ke lapangan sebagai program pendampingan itu, diperkirakan pada Mei atau akhir Juni," ujarnya. 

Sementara itu, Ricky Setiawanto, Sekjen Asosiasi Operator Pariwisata IINTOA, menjelaskan, pihaknya siap mendukung Kemenparekraf untuk mengembangkan desa wisata dari segi pemasarannya. 

"Kami dari IINTOA akan membantu dari segi pemasarannya, karena kini sudah banyak desa wisata tapi juga banyak yang belum mengetahui cara pemasarannya," ujarnya. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement