Selasa 04 May 2021 13:23 WIB

China Kirim 500 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 ke Junta Myanmar

Pengguna media sosial di Myanmar ragu terhadap donasi vaksin China

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Bendera China. Pemerintah China memberikan lebih dari 500 ribu dosis vaksin Covid-19 kepada junta Myanmar.
Foto: ABC News
Bendera China. Pemerintah China memberikan lebih dari 500 ribu dosis vaksin Covid-19 kepada junta Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pemerintah China memberikan lebih dari 500 ribu dosis vaksin Covid-19 kepada junta Myanmar. Langkah itu terjadi ketika jutaan warga sipil dan petugas kesehatan bahkan memboikot program vaksin dari pihak militer.

Vaksin tersebut disumbangkan oleh militer China, People’s Liberation Army dan tiba di Yangon pada Ahad lalu. Menurut kantor Panglima Tertinggi Badan Pertahanan, vaksin kemudian akan didistribusikan ke rumah sakit di seluruh negeri.

Baca Juga

Banyak negara telah memutuskan hubungan dengan para pemimpin militer setelah kudeta dan pembunuhan brutal pengunjuk rasa damai. Namun, Kedutaan Besar China di Yangon mengatakan bahwa sumbangan vaksin menunjukkan persahabatan "Paukphaw" (persaudaraan) antara China dan Myanmar.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi berjanji untuk memberikan 300 ribu dosis vaksin Covid-19 asal China. Kesepakatan itu dibuatnya pada pertemuan dengan Penasihat Negara Myanmar Daw Aung San Suu Kyi, Januari tahun ini.

Selama kunjungan tersebut, Myanmar dan China menandatangani perjanjian pada bidang ekonomi, perdagangan, dan kerja sama teknis. Kedua negara juga mendorong untuk mempercepat implementasi proyek bilateral, termasuk proyek infrastruktur transportasi di bawah China-Myanmar Economic Corridor (CMEC), yang merupakan bagian dari Belt and Road Initiative (BRI).

Namun demikian ribuan pengguna media sosial di Myanmar ragu terhadap donasi vaksin China. "Tidak, terima kasih, kami tidak membutuhkan vaksin Anda," tulis salah satu unggahan pengguna media sosial di Facebook Kedutaan China, dikutip laman The Irrawaddy, Selasa (4/5).

Sentimen anti-China memang meningkat secara dramatis di Myanmar setelah negara pimpinan Xi Jinping itu berulang kali memblokir upaya Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan terhadap para pemimpin kudeta. Seorang pengguna media sosial menulis, "Biarkan saya mati dengan Covid-19, saya tidak akan menyuntikkan vaksin apa pun dari China."

"Sementara jutaan orang menolak untuk menggunakan suntikan Covid-19, China mengirim vaksin ke rezim tersebut. Sangat jelas siapa yang mereka dukung," tulis pengguna media sosial lainnya.

"Vaksin China hanya untuk perwira militer dan kroninya. Bukan untuk kami. Bahkan jika mereka memberikannya kepada kami, kami tidak akan mengambilnya selama kami diperintah oleh rezim," tulis seorang pengguna media sosial.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement