Selasa 04 May 2021 11:45 WIB

Ide Atasi Ekstremisme Sama Penting dengan Aksi Militer

Internet telah menjadi alat utama bagi teroris untuk menyebarkan ideologi.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Ide Atasi Ekstremisme Sama Penting dengan Aksi Militer. Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim Mohammed al-Issa.
Foto: arab news
Ide Atasi Ekstremisme Sama Penting dengan Aksi Militer. Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim Mohammed al-Issa.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim (MWL) Mohammed Al-Issa mengatakan memenangkan perang dalam hal gagasan sama pentingnya dengan konfrontasi militer untuk mengatasi ekstremisme kekerasan di seluruh dunia. 

Al-Issa yang juga merupakan ketua Asosiasi Cendekiawan Muslim tersebut mengatakan internet telah menjadi alat utama bagi teroris untuk menyebarkan ideologi. Termasuk juga dalam menargetkan orang-orang yang rentan, dengan cara mudah karena tidak membutuhkan lebih banyak biaya. 

Baca Juga

Menurut Al-Issa, organisasi militan seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sangat bergantung pada dunia virtual dalam menyebarkan ideologi mereka. Karena itulah, penggunaan dari kontra-ide sangat penting untuk memberantas ancaman ekstremis. 

“Dalam Islam, ekstremisme sering mengacu pada adopsi ide-ide kaku yang menghasut kekerasan atau terorisme atau menciptakan inkubator intelektual untuk kekerasan atau terorisme. Di luar konteks Islam, khususnya di Barat, istilah ini sering dipahami sebagai opini sayap kanan,” ujar Al-Issa, dilansir Arab News, Selasa (4/5). 

Sebagian besar anggota kelompok militan, seperti ISIS dan Alqaidah telah didorong oleh sentimen agama lebih dari pemikiran ekstremis agama karena banyak yang tidak tertarik pada pengetahuan yang dimiliki Islam. Al-Issa mengatakan ideologi ekstremis ini mengancam kerukunan kommunal di negara-negara yang memiliki keragaman agama, etnis, dan budaya.

Al-Issa mengatakan hal tersebut akan menghambat kerja sama antarnegara di seluruh dunia. Ia menyebut ada kesadaran yang lebih besar di dunia Islam dan banyak negara minoritas Muslim akan bahaya ideologi politik Islam. Dia menyebut, seperti dipimpin oleh Ikhwanul Muslimin. 

Al-Issa mengungkapkan upaya militer untuk memerangi ekstremisme, seperti kampanye yang melibatkan 83 negara dipimpin oleh AS melawan ISIS sangat penting. Meski demikian, ia menekankan konfrontasi intelektual lebih penting dilakukan saat ini.

Pertarungan dapat dan harus dimulai dari lingkungan individu, seperti rumah, dengan keluarga, sekolah dan platform pengaruh agama dan sosial memainkan peran utama dalam membawa orang-orang kembali ke jalan moderasi. Pendekatan kedua, yang lebih terapeutik menurut Al-Issa, harus fokus pada pembongkaran ideologi melalui wacana ilmiah, intelektual dan sosial, serta proyek kelembagaan.

“Inisiatif dan program yang akan mengevaluasi dan mengukur hasil yang sesuai,” kata Al-Issa.

https://www.arabnews.com/node/1853186/saudi-arabia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement