Senin 03 May 2021 20:39 WIB

36 KIPI Serius di Jabar, Diklaim tak Terkait dengan Vaksin

KIPI ringan mayoritas ngantuk, merah di tempat penyuntikan, dan juga lapar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Mas Alamil Huda
Vaksinator mempersiapkan vaksin COVID-19 sebelum diberikan kepada warga (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika
Vaksinator mempersiapkan vaksin COVID-19 sebelum diberikan kepada warga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) mencatat, sebanyak 107 kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) ringan dan 36 serius terjadi sejak vaksinasi Covid-19 dilakukan. KIPI ringan mayoritas ngantuk, merah di tempat penyuntikan, dan juga lapar.

“Ke-36 KIPI serius itu sudah diaudit dan tidak ada yang hubungan langsung akibat vaksin Covid-19 ini,” ujar Marion, Senin (3/5).

Marion berharap kasus SA merupakan kasus terakhir pada KIPI di Jabar. Tidak ada lagi kasus KIPI ringan maupun berat.

Sementara itu anggota Komda KIPI Jabar, Rodman Tarigan, mengatakan, untuk KIPI serius itu kebanyakan pasien tidak sadarkan diri atau pingsan setelah menerima vaksin. Hal itu dikarenakan adanya kecemasan, ditambah melihat jarum suntik.

“Ada ketakutan sehingga muncul gejala sakit sampe pingsan. KIPI serius itu sampai dirawat dan itu ternyata tidak ada kaitannya dengan vaksinasi,” katanya.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad yang juga Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad, Kusnandi Rusmil, kasus KIPI berat rasionya 1 juta banding satu orang. Adapun reaksi alergi berat dan ringan angkanya berkisar  2,5-5 persen. 

“Efek samping yang terjadi sangat sedikit memang ada yang gatal, merah di tempat penyuntikan itu bawah 2,5 persen,” kata Kusnandi.

Menurutnya, KIPI itu bisa dikaitkan sama vaksin dan juga bisa tidak dikaitkan dengan vaksin. Contoh reaksi vaksin membuat panas badan, bengkak di tempat suntikan.

“Ada juga yang bukan reaksi vaksin, seperti salah suntik ketukar itu yang harus dicegah dan kita belum pernah ketemu KIPI seperti itu, kebanyakan reaksi individu yang terjadi," katanya.

Biasanya, kata dia, 2,5-5 persen dari semua populasi itu KIPI ringan. "Yang berat itu sangat jarang dari sejuta itu satu. Untuk keuntungan vaksinasi jauh lebih besar daripada reaksi itu jadi jangan takut divaksinasi karena ini mencegah dari penyakit," paparnya.

Sementara menurut Plt Kadinkes Jabar Dewi Sartika, untuk vaksinasi di Jabar yang dilaksanakan di Jabar dari 14 Januari hingga 2 Mei untuk dosis pertama tenaga kesehatan sudah mencapai 100 persen sedangkan dosis kedua baru mencapai 92 persen dari 180 ribu nakes.

Tahap kedua dengan sasaran 4,4 juta lansia dan 2,195 juta pelayanan publik, dari sasaran lansia masih rendah. Lansia baru 7,54 persen yang mendapatkan dosis pertama dan 4 persen yang sudah mendapatkan dosis kedua. Terakhir untuk sasaran pelayanan publik sudah mencapai 58,2 persen dosis pertama dan 36,05 persen yang mendapatkan dosis kedua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement