Senin 03 May 2021 18:51 WIB

Ini Syarat Sekolah Tatap Muka Menurut Guru Besar FK UI

Syarat utama kasus baru Covid-19 dan kematian harus turun di wilayah itu

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak Soedjatmiko mengatakan, ada beberapa persiapan sebelum membuka sekolah tatap muka, termasuk kasus Covid-19 yang terus turun. (ilustrasi)
Foto: ANTARAAri Bowo Sucipto
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak Soedjatmiko mengatakan, ada beberapa persiapan sebelum membuka sekolah tatap muka, termasuk kasus Covid-19 yang terus turun. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri memutuskan sekolah tatap muka akan dimulai pada Juli 2021 mendatang. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak Soedjatmiko mengatakan, ada beberapa persiapan sebelum membuka sekolah tatap muka, termasuk kasus Covid-19 yang terus turun.

Soedjatmiko menyebutkan, syarat utama adalah kasus baru terkonfirmasi Covid-19 dan kematian di wilayah tersebut harus turun terus menerus selama dua pekan atau lebih. "Lebih baik jika tidak ada kasus baru. Kalau masih fluktuatif maka tunda dulu (sekolah tatap muka)," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (3/5).

Baca Juga

Dia menambahkan, sebelum sekolah dibuka, Komite Sekolah harus mengecek kesiapan para guru dan sarana di sekolah apakah sudah siap. Antara lain, disinfektan meja kursi pintu dinding, banyak wastafel dengan air mengalir dan sabun, pengaturan tugas guru mengatur murid-murid ketika datang atau pulang tidak saling bermain. Soedjatmiko mengingatkan, meski vaksinasi bisa melindungi guru namun jika terinfeksi Covid-19 dan kalau jumlah virusnya banyak masih bisa menularkan ke murid.

"Kalau bisa semua guru tes polymerase chain reaction (PCR) dulu, yang positif dikarantina. Guru dan murid yang demam, batuk, pilek, diare, berobat dulu, istirahat 3-5 hari," katanya.

Soedjatmiko juga mengatakan, persiapan lainnya adalah ada pengaturan jumlah, jarak, dan posisi meja kursi agar anak tidak saling mendekat di dalam kelas. Mungkin perlu juga pembatasan dengan tali antara kursi untuk kelas 1 dan 2 SD supaya anak tidak berjalan-jalan saling mendekat di dalam kelas.

"Kalau sekolah belum siap, sebaiknya sekolah ditunda dulu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement