Senin 03 May 2021 16:43 WIB

Kenaikan Inflasi Gagal Bawa IHSG ke Zona Hijau

Sektor keuangan, properti, perdagangan, dan konsumsi mendominasi pergerakan IHSG.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/5). IHSG ditutup melemah sebesar 0,72 persen ke level 5.952,59.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/5). IHSG ditutup melemah sebesar 0,72 persen ke level 5.952,59.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/5). IHSG ditutup melemah sebesar 0,72 persen ke level 5.952,59. Sementara indeks LQ45 terkoreksi lebih dalam sebesar 1,05 persen. 

Sektor keuangan, properti, perdagangan, industri, dan konsumsi mendominasi pergerakan IHSG sehingga menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG hari ini. Investor asing masih membukukan pembelian bersih sebesar Rp94 miliar. 

Baca Juga

Penurunan IHSG ini sejalan dengan mayoritas indeks saham Asia yang juga cenderung turun. Naiknya inflasi dan PMI Manufaktur pada bulan April belum mampu membawa IHSG ditutup pada area positif. 

"Tekanan pada pergerakan IHSG kali ini sejalan dengan penurunan sebagian besar saham Asia dimana pelaku pasar mulai mengkhawatirkan pertambahan jumlah kasus Covid-19 di sebagian wilayah Asia yang dinilai dapat berdampak pada progres pemulihan," kata Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Senin (3/5). 

Pada hari ini India melaporkan lebih dari 300 ribu kasus baru selama 12 hari berturut – turut yang diiringi dengan kenaikan angka kematian. Menurut Nico, pelaku pasar mengkhawatirkan ketidakmampuan Rumah Sakit yang saat ini telah terisi penuh disertai dengan kenaikan yang masif hampir setiap harinya.

Selain itu, Nico mengatakan, pasar saham Asia juga tertekan seiring dengan turunnya volume perdagangan menjelang rilis sejumlah besar data pada pekan ini. Di sisi lain, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS). 

"AS diperkirakan akan menunjukkan kekuatan dari pemulihan ekonomi dimana survei manufaktur ISM dan pendapatan di bulan April menyelimuti sikap optimistis tersebut," kata Nico, Senin (3/5).

Berdasarkan konsensus terdapat 978 ribu pekerjaan di AS yang tercipta pada bulan April. Di sisi lain, konsumen membelanjakan uang stimulusnya dan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan semakin terbuka. Keuntungan tersebut memicu spekulasi penurunan pembelian aset oleh the Fed.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah. Saham-saham yang mendominasi penurunan diantaranya MDKA, TKIM, PTBA, ERAA, dan TBIG. Sedangkan saham-saham yang medominasi penguatan di antaranya MIKA, BSDE, MEDC, PWON, dan BTPS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement