Senin 03 May 2021 14:19 WIB

Legislator Minta Pemerintah Tutup Tempat Wisata Saat Lebaran

Tempat wisata perlu ditutup agar tidak terjadi pelanggaran protokol kesehatan

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Hiru Muhammad
Petugas memeriksa pengendara di pos pemeriksaan (check point) di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020). Pemeriksaan tersebut sebagai upaya penyekatan pemudik lokal yang hendak keluar-masuk Provinsi Jabar juga para pelancong ke tempat wisata di daerah masing-masing yang rentan penyebaran COVID-19
Foto: ANTARA/ADENG BUSTOMI
Petugas memeriksa pengendara di pos pemeriksaan (check point) di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020). Pemeriksaan tersebut sebagai upaya penyekatan pemudik lokal yang hendak keluar-masuk Provinsi Jabar juga para pelancong ke tempat wisata di daerah masing-masing yang rentan penyebaran COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Komisi II DPR Luqman Hakim meminta pemerintah pusat dan daerah untuk menutup tempat wisata selama libur Lebaran pada rentan waktu 6-17 Mei 2021. Hal ini perlu dilakukan agar tak terjadi penumpukan massa selama masa liburan.

"Saya minta agar seluruh tempat wisata ditutup penuh selama masa libur Lebaran. Saya pesimis pemerintah memiliki cukup aparat untuk menjaga tempat-tempat wisata, memastikan tidak terjadi pelanggaran prokes secara massif," ujar Luqman kepada wartawan, Senin (3/5).

Berkaca pada kerumunan yang terjadi di Pasar Tanah Abang, tempat wisata dinilai perlu ditutup selama libur Lebaran agar pelanggaran protokol kesehatan tak kembali terjadi. Barulah seusai masa libur, pemerintah pusat dan daerah membukanya kembali.

"Silahkan jika pemerintah akan membuka kembali tempat-tempat wisata, selama memiliki keyakinan mampu memastikan protokol kesehatan dapat berlaku dengan ketat di sana," ujar Luqman.

Pemerintah juga diminta untuk lebih menjelaskan kepada masyarakat terkait larangan mudik Lebaran. Hal tersebut perlu dilakukan agar tsunami Covid-19 seperti yang terjadi di India tak terjadi di Indonesia.

"Kalau rakyat bersabar dan mengikuti protokol kesehatan, akan menjadi sumbangan besar bagi percepatan pengendalian covid-19. Badai pasti berlalu," ujar Sekretaris Gerakan Sosial dan Kebencanaan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyampaikan, terjadi lonjakan pengunjung di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Sabtu (1/5) dibandingkan hari-hari sebelumnya. Menurut dia, pada hari biasa, bahkan sehari sebelumnya, yakni Jumat (30/4), jumlah pengunjung di pasar tersebut hanya sekitar 35 ribu orang.

Baca juga : Pemkot: Pemudik Curi Start Dilarang Datangi Destinasi Wisata

"Kemarin itu 87 ribu orang yang datang. Jadi, memang hari kemarin terjadi lonjakan yang tidak terduga," ujar Anies di Gedung Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Ahad (2/5).

Oleh karena itu, sambung dia, pada Ahad, sekitar 750 personel gabungan disiagakan di Pasar Tanah Abang untuk menghindarkan terjadinya kepadatan pengunjung. Selain itu, para petugas juga akan mengawasi penerapan protokol kesehatan di lokasi tersebut."Jadi 250 dari Satpol PP, 250 dari Polda Metro Jaya, 250 dari Kodam, siang hari ini mereka akan berada di lapangan bekerja untuk memastikan bahwa jumlah warga yang datang ke pasar," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement