Senin 03 May 2021 13:50 WIB

Total Kasus Covid-19 di India Capai 20 Juta

Selama 12 hari berturut-turut kasus Covid-19 harian India lampaui 300 ribu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Warga membawa jenazah orang yang meninggal akibat penyakit virus korona (Covid-19), saat kremasi massal, di krematorium di New Delhi, India pada 28 April 2021.
Foto: Anadolu Agency
Warga membawa jenazah orang yang meninggal akibat penyakit virus korona (Covid-19), saat kremasi massal, di krematorium di New Delhi, India pada 28 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India mencatat total kasus virus Corona mencapai hampir 20 juta dengan akumulasi kematian sebanyak 218.959 jiwa. Pada Senin (3/5), India melaporkan kasus harian virus Corona lebih dari 300 ribu selama 12 hari berturut-turut.

Pakar medis mengatakan, jumlah kasus virus Covid yang nyata di lapangan kemungkinan bisa mencapai total 1,35 miliar. Tidak menutup kemungkinan, jumlah kasus yang nyata di lapangan sekitar lima hingga 10 kali lebih tinggi dari penghitungan resmi.

Baca Juga

Kapasitas rumah sakit telah terisi penuh dan pasokan oksigen untuk kebutuhan medis semakin menipis. Selain itu, krematorium kewalahan menerima jenazah pasien Covid-19 sehingga mereka harus membangun tempat pembakaran jenazah darurat di luar ruangan.

Setidaknya 11 negara bagian dan wilayah persatuan telah memberlakukan pembatasan untuk membendung infeksi virus Corona. Tetapi pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi enggan memberlakukan penguncian atau lockdown nasional, karena khawatir tentang dampak ekonomi.

"Menurut pendapat saya, hanya tinggal di rumah secara nasional dan menyatakan keadaan darurat medis yang akan membantu memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan saat ini," ujar ahli epidemiologi dari Universitas Michigan, Bhramar Mukherjee.

"Jumlah kasus aktif semakin menumpuk, bukan hanya kasus baru harian. Bahkan angka yang dilaporkan menyebutkan ada sekitar 3,5 juta kasus aktif," ujar Mukherjee menambahkan.

Modi telah dikritik karena tidak mengambil langkah tegas sebelumnya untuk mengekang penyebaran virus Covid-19. Pemerintah telah melonggarkan pembatasan sosial dan jutaan orang tidak mematuhi protokol kesehatan.

Sebagian besar penduduk menghadiri festival keagamaan tanpa mengenakan masker. Selain itu, kampanye politik yang ramai berlangsung di lima negara bagian selama Maret dan April.

Sebuah forum penasihat ilmiah yang dibentuk oleh pemerintah, memperingatkan para pejabat India pada awal Maret tentang varian baru virus Corona. Varian baru ini lebih menular dari virus Corona sebelumnya. Terlepas dari peringatan tersebut, empat ilmuwan mengatakan pemerintah federal tidak berusaha untuk memberlakukan pembatasan skala besar untuk menghentikan penyebaran virus.

Para pemimpin dari 13 partai oposisi pada Ahad (2/5), menandatangani surat yang mendesak Modi untuk segera meluncurkan vaksinasi nasional secara gratis. Mereka juga meminta pemerintahan Modi memprioritaskan pasokan oksigen ke rumah sakit dan pusat kesehatan.

Beberapa negara bagian telah menunda perluasan program vaksinasi untuk orang dewasa karena kekurangan vaksin. Kementerian Kesehatan mengatakan, negara bagian memiliki 10 juta persediaan vaksin. Sementara 2 juta vaksin akan datang dalam tiga hari ke depan.

Meski menjadi produsen vaksin terbesar di dunia, India tidak memiliki cukup vaksin untuk negaranya sendiri. India telah berjuang untuk meningkatkan kapasitas melebihi 80 juta dosis sebulan. Serum Institute India mengalami kekruangan bahan baku untuk memproduksi vaksin.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement