Senin 03 May 2021 13:05 WIB

Asosiasi Industri Desak Pemerintah Batasi Aktivitas Ekonomi

Dalam 24 jam terakhir kasus infeksi bertambah 392.488 kasus

Rep: lintar satria zulfikar/ Red: Hiru Muhammad
Seorang anggota keluarga, mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 di tempat kremasi di New Delhi, India,  Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berlanjut. berjuang dengan suplai oksigen.
Foto: EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
Seorang anggota keluarga, mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 di tempat kremasi di New Delhi, India, Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berlanjut. berjuang dengan suplai oksigen.

REPUBLIKA.CO.ID, NEWDELHI--Asosiasi perindustrian India mendesak pemerintah untuk mengambil 'langkah nasional yang paling mendesak' dan membatasi aktivitas ekonomi untuk menyelamatkan nyawa. Pasalnya lonjakan kasus infeksi Covid-19 di negara itu telah membuat sistem kesehatan kewalahan.

Angka kasus infeksi turun sedikit tapi rata-rata kasus kematian masih merangkak naik. Pemerintah India mengumumkan dalam 24 jam terakhir kasus infeksi bertambah 392.488. Sehingga total kasus positif sejak awal pandemi menjadi 19,54 juta kasus.

Sementara kasus kematian bertambah 3.689. Maka total pasien yang meninggal dunia karena komplikasi Covid-19 menjadi 215.542 orang.  "Diperlukan respon maksimal dari pemimpin tertinggi untuk memotong penularan, sebab membangun infrastruktur kesehatan membutuhkan waktu," kata direktur pelaksana Kotak Mahindra Bank, Uday Kotak, Senin (3/5).

Kotak berbicara atas nama asosiasi perindustrian India, Confederation of Indian Industry (CII) yang ia ketuai. Ia mengatakan pada titik kritis ini CII mendesak pemerintah mengambil langkah yang paling maksimal."Seperti membatasi kegiatan ekonomi untuk mengurangi penderitaan," kata Kotak dalam pernyataannya.

Lonjakan kasus positif mendorong rumah-rumah sakit di India penuh dan kekurangan pasokan oksigen. Sementara rumah duka dan krematorium terus-menerus menerima jenazah. Dalam 10 hari terakhir kasus infeksi India di atas 300 ribu per hari.

Khawatir berdampak pada perekonomian pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi enggan menerapkan karantina nasional. Sementara 11 negara bagian dan wilayah persatuan telah menerapkan sejumlah peraturan pembatasan sosial.

Ahad (2/5) kemarin surat kabar The Indian Express melaporkan gugus tugas Covid-19 menyarankan pemerintah federal untuk menerapkan karantina nasional. Negara bagian Odisha dan Haryana menjadi negara bagian terbaru yang menerapkan karantina wilayah.

Delhi, Maharashtra, Karnataka dan Bengal Barat telah menerapkan karantina wilayah lebih dahulu. Negara-negara bagian lain seperti  Uttar Pradesh, Telangana, Assam, Andhra Pradesh dan Rajasthan menerapkan jam malam dan karantina wilayah di akhir pekan. 

 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement