Senin 03 May 2021 09:53 WIB

Ardern: Perbedaan dengan China Sulit Disesuaikan

China merupakan mitra dagang terbesar Selandia Baru

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. Ilustrasi.
Foto: EPA
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan perbedaan antara negara yang dipimpinnya dan China menjadi lebih sulit untuk disesuaikan, Senin (3/5). Kondisi ini menurutnya karena peran Beijing di dunia tumbuh dan berubah.

"Tidak akan luput dari perhatian siapa pun di sini bahwa ketika peran China di dunia tumbuh dan berubah, perbedaan antara sistem kami dan kepentingan serta nilai-nilai yang membentuk sistem itu menjadi semakin sulit untuk didamaikan," kata Ardern.

Baca Juga

Dalam pidato di China Business Summit di Auckland, Ardern mengatakan ada hal-hal yang tidak bisa dan tidak akan setuju oleh China dan Selandia Baru. Meski begitu, dia meyakini perbedaan yang ada tidak perlu menentukan hubungan kedua negara.

"Ini adalah tantangan yang kita, dan banyak negara lain di kawasan Indo Pasifik, tetapi juga di Eropa dan kawasan lain, juga sedang bergulat," kata Ardern.

Komentar itu muncul ketika Wellington menghadapi tekanan dari beberapa elemen di antara sekutu Barat atas keengganannya untuk menggunakan aliansi intelijen dan keamanan Five Eyes dalam mengkritik Beijing. Kelompok tersebut mencakup Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat.

China merupakan mitra dagang terbesar Selandia Baru. Beijing menuduh Five Eyes mengeroyoknya dengan mengeluarkan pernyataan tentang Hong Kong dan perlakuan terhadap etnis Muslim Uighur di Xinjiang.

Ardern mengatakan Selandia Baru akan terus berbicara tentang masalah ini secara individu maupun melalui mitranya. Mengelola hubungan dengan China tidak selalu mudah dan tidak ada jaminan.

China terlibat dalam perselisihan diplomatik dengan Australia dan telah memberlakukan pembatasan perdagangan setelah negara itu melobi untuk penyelidikan internasional tentang sumber virus korona. Beijing menyangkal pembatasan adalah pembalasan dengan mengatakan pengurangan impor produk Canberra adalah hasil dari keputusan pembeli sendiri.

Ardern mengatakan cara China memperlakukan mitranya itu penting. "Kami berharap China juga melihatnya dalam kepentingan intinya untuk bertindak di dunia dengan cara yang konsisten dengan tanggung jawabnya sebagai kekuatan yang berkembang, termasuk sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement