Senin 03 May 2021 03:35 WIB

Covid-19 Renggut Ribuan Nyawa di India dalam Sehari

India telah mencatat lebih dari 19 juta kasus Covid-19, nomor dua setelah AS.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Nora Azizah
India telah mencatat lebih dari 19 juta kasus Covid-19, nomor dua setelah AS.
Foto: EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
India telah mencatat lebih dari 19 juta kasus Covid-19, nomor dua setelah AS.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kementerian Kesehatan India mengatakan 3.689 orang telah meninggal dalam 24 jam terakhir. Perdana Menteri India, Narendra Modi, bertemu dengan menteri kesehatan pada Ahad (2/5) pagi untuk meninjau krisis akibat pandemi Covid-19 tersebut. Sementara, rumah sakit berjuang untuk merawat pasien di tengah kekurangan tempat tidur pasien dan oksigen.

Di tengah krisis, penghitungan suara dimulai pada Ahad (2/5) untuk pemilihan umum yang diadakan di lima negara bagian. Beberapa negara bagian, yakni Assam, Benggala Barat, Tamil Nadu, Kerala dan Puducherry, dilansir dari laman BBC, Ahad (2/5).

Baca Juga

Hasilnya sedang diawasi, bagaimana pandemi telah mempengaruhi dukungan untuk Modi dan partai nasionalis Hindu-nya, BJP. Dia telah dikritik karena mengizinkan aksi unjuk rasa berlangsung selama pemungutan suara pada bulan Maret dan April. Hasil sejauh ini dari Benggala Barat, tempat Modi mencari kemenangan, menunjukkan partai TMC kritikus Modi nampak akan mempertahankan kekuasaannya.

Apa Yang Terbaru?

India telah mencatat lebih dari 19 juta kasus virus corona, nomor dua setelah AS. India juga telah mengkonfirmasi lebih dari 215 ribu kematian, meskipun jumlah sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi.

Para ahli telah melihat tingkat pengujian yang rendah dan jumlah orang yang meninggal di rumah, terutama di daerah pedesaan, ini faktor yang berkontribusi pada angka kasus yang kurang dilaporkan. Jumlah kematian harian tertinggi juga dilaporkan minggu ini, jumlahnya mencapai 3.645.

Brasil dan AS sama-sama mencatat jumlah korban jiwa harian lebih dari 4.000 selama pandemi. Di India, gambar menyedihkan dari keluarga yang mengemis untuk dapat tempat tidur di rumah sakit dan persediaan untuk menyelamatkan nyawa telah muncul selama lebih dari 10 hari. Sementara kamar mayat dan krematorium tetap kewalahan.

Dua belas orang meninggal pada Sabtu di Rumah Sakit Batra Delhi setelah kehabisan oksigen, kasus seperti ini terjadi untuk kedua kalinya dalam seminggu.

Surat kabar The Times of India melaporkan 16 kematian di negara bagian selatan Andhra Pradesh karena kekurangan oksigen di dua rumah sakit, dan enam di pinggiran Delhi, Gurgaon.

Pengadilan Tinggi Delhi sekarang telah menyatakan akan mulai menghukum para pejabat jika persediaan penyelamat jiwa tidak sampai ke rumah sakit.

"Banjir telah melampaui kepala. Cukup sudah," kata Hakim Vipin Sanghi dan Rekha Patil.

Bagaimana India Melakukan Vaksinasi?

Semua orang dewasa di India sekarang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin virus corona. Tetapi rencana peluncuran program nasional pada Sabtu lalu tersendat karena beberapa negara bagian mengatakan mereka tidak memiliki dosis yang cukup untuk mulai memvaksinasi mereka yang berusia 18-44 tahun.

Meskipun menjadi produsen vaksin terbesar di dunia, negara ini mengalami kekurangan internal dan telah menghentikan sementara semua ekspor AstraZeneca untuk memenuhi permintaan domestik.

Kementerian Kesehatan mengatakan pada Ahad bahwa 84.599 orang dalam kelompok usia telah diberi dosis pertama vaksin virus corona.

India telah menggunakan dua vaksin, jab Oxford-AstraZeneca (dikenal secara lokal sebagai Covishield) dan satu lagi dibuat oleh perusahaan India Bharat Biotech (Covaxin). Vaksin Sputnik V buatan Rusia juga telah disetujui untuk digunakan dan 150 ribu dosis pertama tiba pada Sabtu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement