Ahad 02 May 2021 12:58 WIB

Musharati: Penabuh Genderang Sahur Penerus Tradisi Mamluk

Musaharati perempuan Mesir: Dengan ketukan genderang Ramadhan Kisah

Hajja Dalal, seorang Mesaharati berusia 46 tahun, menabuh genderang untuk membangunkan umat Islam untuk makan subuh sebelum mereka memulai puasa hari panjang mereka selama Ramadan, di lingkungan Maadi di Kairo, Mesir.
Foto: thenationalnews.com
Hajja Dalal, seorang Mesaharati berusia 46 tahun, menabuh genderang untuk membangunkan umat Islam untuk makan subuh sebelum mereka memulai puasa hari panjang mereka selama Ramadan, di lingkungan Maadi di Kairo, Mesir.

IHRAM.CO.ID, Setiap Ramadhan, musaharatis berkeliaran di jalan-jalan Kairo. Mereka menabuh genderang setiap malam untuk membangunkan Muslim yang sedang tidur untuk sahur.

Pekerjaan itu selama ini memang hampir selalu dilakukan oleh laki-laki.Namun, kini seorang perempuan telah berhasil mengukir tempat untuk dirinya sendiri dalam profesi musiman, yang dimulai pada zaman Nabi Muhammad itu.

Perempuan tersebut adalah Dalal Abdelqader. Dia memulai karier sebagai musharati (penabuh gendang sahur)  sepeninggal kakak laki-lakinya satu dekade lalu. Jadi Dalal Abdelqader merupakan salah satu dari sedikit musaharatis perempuan di Mesir.

Kakaknya adalah seorang musaharati yang berpengalaman, menghabiskan 25 musim Ramadhan dengan menabuh drumnya dan bernyanyi untuk membangunkan puasa untuk makan sahur yang terakhir diizinkan sebelum matahari terbenam.

Jalan-jalan Kairo bukanlah tempat di mana Anda biasanya akan menemukan wanita berkeliaran dengan aman di malam hari.Tetapi hasrat Dalal untuk profesinya tak bisa dia tahan. Bahkan, menjadi musharati telah menjadikannya sebagai sosok yang dicintai selama Ramadhan di lingkungannya.

Maka, setiap setiap malam penduduk berkumpul di sekitarnya saat  Dalal berkeliling di jalan-jalan. Banyak yang memuji nyanyiannya, menyebut suaranya indah.

Keluarga Dalal pun  sangat mendukung dorongannya untuk menjadi musaharati di lingkungan tetangganya. Ini beda atau tidak seperti banyak keluarga Mesir yang tidak mengizinkan anggota perempuannya keluar begitu larut malam. Maka mereka terus mendorongnya untuk mengambil bagian dalam tradisi kuno ini setiap tahun.

Biasanya dikonsumsi tepat sebelum fajar, sahur adalah makanan penting di bulan Ramadhan yang tidak ingin dilewatkan oleh banyak umat Muslim yang berpuasa.

Adanya hal ini jelas menjadi sebuah fakta yang selalu menjadikan pekerjaan musaharati sebagai hal yang penting. Dan pekerjaan seperti ini  juga dilakukan dengan nama yang berbeda di seluruh dunia Arab. Di setiap kawasan ada pertunjukan genderang dan nyanyian tradisional memiliki makna religius seperti ini.

Bahkan, khusus bagi Muslim Sunni, banyak dari mereka percaya bahwa Bilal ibn Rabah, salah satu murid nabi dan muazin Islam yang paling terkenal, memulai tradisi di rumah nabi.

Dalam sejarahnya profesi musharati ini mencapai puncaknya di era Mamluk Mesir. Kala itu bahkan dibentuk sebuah organiasi khusus untuk mewakili semua musaharatis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement