Ahad 02 May 2021 12:56 WIB

Tolak Kebijakan Covid-19, Ribuan Orang Demo di Montreal

Perdana Menteri Justin Trudeau menyebut protes itu sangat mengecewakan

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Christiyaningsih
(Ilustrasi) Bendera Kanada
Foto: wikipedia.org
(Ilustrasi) Bendera Kanada

REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Ribuan orang pada Sabtu (1/5) kemarin melakukan demonstrasi menolak penggunaan masker dan jam malam Covid-19 di Montreal, Kanada. Hal itu dilakukan untuk menuntut kebijakan baru pemerintah soal Covid-19 yang mulai berlaku pada 3 Mei nanti.

Berdasarkan laporan, puluhan ribu pengunjuk rasa berbaris di Stadion Olimpiade Montreal. Mereka menentang pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah untuk membendung gelombang ketiga pandemi virus korona di Kanada.

Baca Juga

Mengutip AFP Ahad (2/5) tanda-tanda di kerumunan jelas menyatakan penolakan terhadap masker, jam malam, dan paspor kesehatan. Dalam aksi tersebut, beberapa demonstran ditangkap pada awal pawai.

Kendati demikian, polisi menolak memberikan perkiraan kerumunan. Meskipun, menurut beberapa laporan mengatakan jumlah mereka sekitar 30 ribu. Jumlah itu menjadikannya unjuk rasa terbesar melawan pembatasan Covid di Quebec dalam beberapa bulan terakhir.

Para pengunjuk rasa, yang sebagian besar membuka masker dan mengabaikan aturan jarak sosial, mengatakan pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah Quebec "tidak dapat dibenarkan". Mereka mengkritik kewajiban mengenakan masker untuk pertemuan di luar ruangan dan jam malam.

"Kami hanya meminta diakhirinya langkah-langkah kesehatan," kata Daniel Pilon, yang mengatakan dia adalah penyelenggara acara tersebut, kepada AFP.

Menanggapi itu, Perdana Menteri Justin Trudeau menyebut protes itu "sangat mengecewakan". Menurutnya, mereka sangat ironis dengan mempertaruhkan dan bisa menyebarkan berbagai kasus baru ke depannya.

"Itu memperpanjang waktu di mana kita harus dihadapkan pada pembatasan dan tindakan kesehatan masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement