Ahad 02 May 2021 09:23 WIB

Mentan Sebut Morowali Berpotensi Kembangkan Sikomandan

Indonesia dapat mewujudkan swasembada daging dengan mengurangi impor daging.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), menilai Kabupaten Morowali yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) merupakan daerah yang berpotensi untuk mengembangkan peternakan.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), menilai Kabupaten Morowali yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) merupakan daerah yang berpotensi untuk mengembangkan peternakan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOROWALI -- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), menilai Kabupaten Morowali yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) merupakan daerah yang berpotensi untuk mengembangkan peternakan. Ini dalam rangka mendukung sapi dan kerbau Komonitas Andalan Negeri (Sikomandan).

Program ini diharapkan bisa mendongkrak populasi dan produksi ternak secara nasional, sehingga Indonesia dapat mewujudkan swasembada daging dengan mengurangi impor daging. "Sikomandan ini diharapkan dapat mendongkrak populasi dan produksi ternak di Indonesia," ujar Mentan SYL.

Baca Juga

Ia memastikan, pemerintah bersama seluruh stakeholder akan terus berupaya melakukan terobosan untuk meningkatkan populasi sapi perah dan produksi susu di Indonesia yang berbasis korporasi. Mentan SYL menjelaskan, Kementan telah mengirim Tim Direktorat Jenderal  Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan yang bertanggungjawab di Kabupaten Morowali pada kegiatan 1.000 desa sapi. Yaitu satuan kerja Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari yang telah melakukan penentuan calon penerima calon lokasi (CPCL) pada beberapa kelompok ternak yang nantinya akan mendapatkan bantuan sapi.

"Saat ini, tim yang terdiri dari beberapa perwakilan Direktorat Teknis, Sekretariat dan UPT lingkup Ditjen PKH turun ke lapangan untuk memverifikasi CPCL pada calon kelompok ternak yang telah ditentukan," imbuh Mentan SYL.

photo
Program Sikomando akan mendukung Morowali mengembangkan peternakan sapi dan kerbau. - (Kementan)

Ketua Tim dari BBIB Singosari Suharyanta mengatakan, setidaknya ada lima kelompok ternak yang diverifikasi saat melakukan rapat koordinasi antara tim pusat dan tim daerah. Kelima kelompok tersebut adalah Kelompok Ternak Copppobola yang belokasi di Desa Bahoea Reka Teka.

Kemudian, Kelompok Terrnak Bosu Bersatu yang berlokasi di Desa Wosu, Kelompok Ternak Vitamea yang berada di Desa Larobenu, Kelompok Ternak Maju utama yang berlokasi di Desa Umparga dan Kelompok Ternak Topogaro Jaya Bersama yang berlokasi di Desa Topogaro. "Kelima kelompok ternak tersebut beranggotakan antara 20 sampai 60 orang dengan luas lahan 10 sampai 50 hektare," terang Suharyanta.

Ia menambahkan, secara umum CPCL ini juga cukup bagus dan Sumber Daya Manusianya sangat positif atas bantuan ini. Namun, masih ada beberapa akses jalan yang prerlu diperbaiki untuk mendukung mobilisasi ternak sampai ke kandang.

"Saya yakin ini bisa berjalan dengan baik jika saling kerjasama antara semua pihak yang berkepentingan. Salah satu keberhasilan dari industri peternakan adalah pakan," tegas dia.

Sementara itu, Bupati Morowali, Taslim mengaku, sangat senang setelah mendegar hasil verifikasi CPCL dari pusat. Ia mengatakan bahwa keadaan masyarakat di Kabupaten Morowali sangat antusias dengan adanya kegiatan ini.

"Kami mengharapkan bagaimana pengembangan peternakan ini bisa sejajar dengan yang ada di pulau Jawa yang bisa memberikan nilai tamabah," kata Taslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement