Ahad 02 May 2021 06:06 WIB

Cryptocurrency Ciptakan Kekuatan Ekonomi Baru

Cryptocurrency menciptakan kekuatan ekonomi besar yang dinamakan metaverse.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/Setyanavidita Livikacansera/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah file gambar menunjukkan orang-orang lewat di depan toko mata uang kripto
Foto: /thearabweekly.com
Sebuah file gambar menunjukkan orang-orang lewat di depan toko mata uang kripto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan tren cryptocurrency, melahirkan sistem ekonomi baru, seperti non fungible token (NFT), Decentralized Applications (DApps), dan Decentralized Financed (DeFi).

Lahirnya berbagai hal baru ini, tak lepas dari aliran dana yang terus mengalir ke industri kripto. Di industri NFT, istilah metaverse kini tak lagi bicara tentang permainan dunia vitual semata. Melainkan, ada pula kekuatan ekonomi besar di baliknya. Metaverse adalah puncak dari semua pengembangan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) saat ini.

Baca Juga

Dikutip dari Forbes, pekan lalu, perspektif paling berwawasan tentang ekonomi metaverse berasal dari tim di belakang Imvu. IMVU merupakan sebagai salah satu platform sosial avatar 3D terbesar di dunia, dengan tujuh juta pengguna aktif bulanan.

Platform media sosial yang lahir sejak 2004 ini, memiliki pasar lebih dari 50 juta item. Imvu didukung oleh cryptocurrency aslinya, Vcoin yang telah menghasilkan pendapatan hingga jutaan dolar Amerika Serikat (AS).

Baru-baru ini, Imvu juga menarik 35 juta dolar AS untuk pendanaan, sekaligus menempatkannya di tingkat atas perusahaan metaverse, gim, atau lainnya. CEO Imvu Daren Tsui menjelaskan, ketika teknologi terkait berkembang dari waktu ke waktu, realisme dan kemampuan pengalaman virtual telah meningkat secara dramatis.

Hal ini, kemudian menarik lebih banyak pengguna untuk terhubung di dunia maya. “Tidak diragukan lagi, pandemi telah mendorong lebih banyak orang di seluruh dunia untuk mencari cara yang lebih aman dan lebih baik untuk bersosialisasi secara daring,” ujarnya.

Sekarang, Tsui melanjutkan, dengan Imvu, pengguna dapat menemukan cara yang menyenangkan untuk berinteraksi serta terlibat dengan teman baru. Menurutnya, sangat masuk akal jika jarak sosial yang dipicu Covid-19 telah mendorong minat pada platform sosial virtual.

Tapi, dalam jangka panjang, pandemi ini juga mendorong lebih banyak orang untuk “mencari” sesuatu seperti metaverse. “Banyak alasan bagi orang untuk tinggal di metaverse. Salah satunya adalah meningkatkan realisme dan kemampuan pengalaman virtual. Tren ini tidak akan hilang ketika pandemi berakhir,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement