Sabtu 01 May 2021 00:51 WIB

Hong Kong Karantina Warga di Lingkungan Apartemen

Karantina dilakukan menyusul ditemukannya varian Covid-19 baru.

Rep: Puti Almas/ Red: Andi Nur Aminah
Gejala varian baru covid-19.
Foto: republika
Gejala varian baru covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pihak berwenang Hong Kong akan memberlakukan karantina terhadap warga yang berada di 400 unit apartemen selama 21 hari, menyusul ditemukannya kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) lokal. Kasus terbaru ini juga disebut terkait dengan varian lain dari penyakit, yang meningkatkan kekhawatiran masyarakat di kota administratif China tersebut. 

Dilansir The Strait Times, kasus lokal dengan varian lain dari Covid-19 ditemukan pada seorang asisten rumah tangga yang tinggal di gedung apartemen kompleks Caribbean Coast di lingkungan Tung Chung. Kemudian, bayi berusia 10 bulan yang tinggal bersamanya juga ditemukan terinfeksi virus. 

Baca Juga

Karena itu, gedung apartemen di komplek Caribbean Coast ini harus ditutup sementara mulai Kamis (29/4) makam. Seluruh penghuni di lingkungan ini diwajibkan untuk mengikuti tes Covid-19 dan akan dibawa untuk menjalani karantina selama tiga pekan di fasilitas yang disediakan Pemerintah Hong Kong. Termasuk mereka dengan hasil tes negatif dari infeksi virus. 

Ronald Lam, pengawas di Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong mengatakan bahwa sumber infeksi virus dalam kasus pertama di lingkungan gedung itu belum diketahui. Namun, hasil tes awal menunjukkan bahwa infeksi berasal dari varian N501Y atau varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan kemudian bermutasi yang disebut sebagai E484K. Ini membuat patogen melawan vaksin dan perawatan antibodi yang dikembangkan selama ini. 

"Mengingat ini adalah kasus terinfeksi lokal pertama di komunitas yang melibatkan strain mutan dan juga ditularkan ke salah satu anggota keluarga, kami pikir situasinya sangat berbahaya dan harus melakukan serangkaian tindakan untuk mencegah dan mengendalikan,” ujar Lam.

Karantina di wilayah lingkungan gedung disebut mampu memicu frustrasi warga Hong Kong. Kebijakan di kota itu dinilai tidak menentu, dengan pemilik bisnis dan penduduk yang mengatakan bahwa pemerintah seringkali tidak konsisten. 

Di antara aturan yang dinilai tidak konsisten adalah adanya larangan penyelenggaraan sekolah secara langsung. Namun di saat bersamaan bisnis seperti restoran akan dapat tetap dibuka jika staf dan pengunjung sudah divaksinasi Covid-19. Hong Kong telah berupaya mendorong vaksinasi setelah adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah kota. Tak sedikit yang juga khawatir terhadap efektivitas vaksin yang dibuat oleh perusahaan farmasi China. 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement