Jumat 30 Apr 2021 20:58 WIB

Milenial Diminta Tangkap Peluang Energi Terbarukan

Kebutuhan energi untuk pemenuhan kehidupan manusia di muka bumi terus meningkat.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: Antara/Novrian Arbi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Energi di masa yang akan datang adalah energi terbarukan. Karena, ketersediaan cadangan akan bahan bakar fosil terus menurun dari tahun ke tahun. Sementara, kebutuhan energi untuk pemenuhan kehidupan manusia di muka bumi terus meningkat. Sehingga, transisi energi mutlak dilakukan untuk masa depan.

Peluang akan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) harus mulai dibangun. Karena, EBT akan terus ada ketersediaannya sepanjang masa selama masih ada matahari, angin, air, panas bumi dan energi penggerak lainnya. 

Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Migas & Energi Terbarukan (ADPMET) Ridwan Kamil yang juga Gubernur Jawa Barat membuka kegiatan secara virtual. Pelatihan Usaha Pemuda Sektor Energi di Era New Normal’ menjadi tema menarik dibangun beberapa narasumber yang dihadirkan Dewan Energi Mahasiswa Indonesia di Depok, Rabu hingga Jumat (28-30/4). 

Pelatihan ini, menghadirkan perwakilan anak muda di seluruh Indonesia. Turut hadir langsung Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono, Kepala Bagian Penelaahan Hukum Sekjen Kementerian ESDM Safriansyah Yanwar, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Hubungan Kelembagaan Hufran Asrofi, Koordinator BUMD Begin Troys yang juga Direktur Utama PT Migas Hulu Jabar (MUJ) dan Komite Investasi MUJ Ryan Alfian Noor.

“Dengan semangat baru, kita harus memikirkan energi terbarukan demi masa yang akan datang,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil mengatakan, berdasarkan study dari Standford University dinyatakan bahwa kemandirian energi dengan memulai transisi energi yang mulai digaungkan dari tidak terbarukan menjadi energi terbarukan bisa terwujud pada 2050 mendatang. Yang dimaksud memanfaatkan peluang di energi terbarukan adalah memaksimalkan proses alam yang berkelanjutan seperti energi air, matahari, angin dan sumber energi bergerak lainnya.

“Saya optimis kemandirian energi dengan energi terbarukan bisa dicapai. Saat ini masih dalam proses transisi sehingga kita harus melakukan langkah awal. Karena disitulah peluang bisnis untuk pemuda ini banyak sekali," katanya.

Oleh karena itu, menurut Emil, semuanya harus bersemangat memanfaatkan peluang tersebut. "Bahkan bisa menjadi sumber profesi atau sumber karir baru,” katanya.

ADPMET, kata Emil, bisa menjadi wadah bagi mereka yang ingin memulai menangkap peluang untuk kemandirian energi di masa yang akan datang, baik untuk skala kecil atau besar. Kampung adat di Desa Sinaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi bisa menjadi contoh satu di antaranya. Sejak 2017, masyarakat kampung tersebut sudah bisa menikmati listrik melalui tenaga air sungai yang dikembangkan secara mandiri. 

“Kami punya organisasi ADPMET. Itu kita punya komitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia. Jadi  nanti bikin mobil listrik, solar cell ya pemuda-pemuda indonesia. Seperti adanya kampung adat di Jawa Barat karena bisa memanfaatkan aliran sungai, desanya dengan mikrohidro bisa mandiri secara energi.  Itu yang harus kita hadirkan kepada Jawa Barat kepada semua pemuda untuk masa depan,” papar Emil.

Sementara menurut Direktur Utama MUJ Begin Troys, pemahaman pada generasi muda terhadap sektor energi harus terus dilakukan. Apalagi, pemuda merupakan penerima tongkat estafet penerima sektor strategis ini.

Dua aspek saat akan terjun di sektor energi yakni regulasi dan komersial harus dibekali. Karena, dalam pengelolaan energi, meskipun secara teknikal dapat dilakukan, tapi tidak memenuhi unsur regulasi & komersial, program tidak akan berjalan.

“Maka masih banyak PR pengelolaan energi yang terdapat di setiap daerah, sehingga sangat penting, percepatan transfer pemahaman dalam pengelolaan tidak hanya dilakukan secara dini kepada pemuda, namun juga secara merata di setiap daerah dan melibatkan banyak pihak,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement