Waktu Lailatul Qadar Menurut Syekh Abul Hasan As-Syadzili

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 30 Apr 2021 15:54 WIB

Waktu Lailatul Qadar Menurut Syekh Abul Hasan As-Syadzili. Foto:  Ilustrasi Lailatul Qadar Foto: Republika/mgrol101 Waktu Lailatul Qadar Menurut Syekh Abul Hasan As-Syadzili. Foto: Ilustrasi Lailatul Qadar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mendapat malam Lailatul Qadar merupakan dambaan setiap orang Islam yang berpuasa. Nabi Muhammad SAW bersabda Lailatur Qadar ada di sepuluh terakhir Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Baca Juga

Al Imam Al-Quthubbul Ghauts Sayyidi Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili dalam kitab kumpulan Doa-Doa Ramadhan menyampaikan tanggal ganjil yang selalu terjadi Malam Lailatur Qadar. 

Kata Imam Syadzili jika puasa Ramadhan pertama jatuh hari Ahad maka malam Lailatur Qadarnya terjadi pada tanggal 29. Jika awal puasa Ramadhan pada hari Senin, maka malam Lailatur Qadarnya di tanggal 21. 

Dan jika awal puasa pada hari Selasa, maka malam Lailatur Qadarnya di tanggal 27. Dan jika awal puasanya hari Rabu, malam Lailatul Qadarnya di tanggal 19. Dan jika awal puasanya hari Kamis, Malam Lailatul Qadarnya di tanggal 25.

Dan jika awal puasanya di hari Jumat, malam Lailatul Qadarnya di tanggal 17. Dan jika awal puasanya hari Sabtu, malam Lailatul Qadarnya di tanggal 23. 

Syekh Abu Hasan Syadzili menyarankan, siapa saja orangnya yang mengaku beriman kepada Allah SWT dan ingin mendapat Malam Lailatul Qadar maka perbanyak lah membaca Istigfar, Tasbih, Tahmid, Tahlil, atau membaca lafaz dzikir, dan shalawat.

Dan selain itu Syekh Abul Hasan As-Syadzili menyarankan agar kita memperbanyak membaca doa-doa yang disenangi. Doa-doa yang dipanjatkan itu ditujukan kepada ahli keluarga yang masih hidup dan yang sudah meninggal.

Baca juga : Ini Tanda-Tanda Lailatul Qadar, Malam Seribu Bulan

Selain banyak membaca dzikir, doa, dan shawalat, Syekh Abul Hasan juga menyarankan kita memperbanyak sedekah, dan menjaga dari perbuatan maksiat. Sekuat tenaga menjaga shalat berjamaah, mulai dari sahalat Magrib, Isya, dan Subuh. 

Dan memperbanyak doa Allahumma innaka afuwwun jarim tuhibbul afwa fa'fu Anna, La ilaha illallah alimul karim, subhanallah sama samawati sabi wa rabbil arsiladzim.

Pengasuh Pesantren Baitul Ibad Jakarta KH Fakhrudin Al Bantani dalam terjemaahan kitab Hizib Nashor memebarkan karomah Syekh Abul Hasan As-Syadzili yang tidak pernah putus melihat atau menjumpai lailatul qadar semenjak usia baligh hingga wafatnya. 

"Doa beliau Mustajab (dikabulkan oleh Allah)," katanya.

Beliau juga, kata KH Fakhruddin tidak pernah terhalang sekejap mata pun dari Rasulullah SAW selama 40 tahun. Artinya beliau selalu berjumpa dengan Rasulullah selama 40 tahun.

Syekh Abul Abbas al-Mursi ra berkata, apabila Allah SWT menurunkan bala atau bencana yang bersifat umum maka pengikut thoriqoh syadziliyah akan selamat dari bencana tersebut sebab karomah tuan Syekh Abul Hasan As-Syadzili. 

"Apabila beliau mengasuh atau mengajar murid-muridnya sebentar saja, sudah akan terbuka hijab bagi murid," katanya.

Rasulullah SAW memberikan izin bagi orang yang berdoa kepada Allah SWT dengan bertawasul kepada Syekh Abul Hasan Asy syadzili.