Jumat 30 Apr 2021 13:00 WIB

Kali Pertama, Peneliti Temukan Mumi dalam Keadaan Hamil

Untuk alasan yang tidak diketahui, janin tidak dikeluarkan selama mumifikasi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Mumi (ilustrasi)
Foto: good-times.webshots.com
Mumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Para peneliti dari Proyek Mumi Warsawa mendapati temuan mencenangkan. Mereka memperoleh mumi hamil dari zaman Mesir kuno yang diklaim pertama kalinya.

Mumi yang disimpan di Museum Nasional di Warsawa ini sebelumnya dianggap sebagai sisa-sisa pendeta Hor-Djehuti. Tapi temuan itu diralat pada tahun 2016 sebagai wanita yang dibalsem yang tinggal di Thebes sekitar abad ke-1 SM. Salah satu peneliti Marzena Ożarek-Szilke dari Universitas Warsawa mengatakan akan meringkas proyek itu dan mengirimkan publikasi untuk dicetak.

Baca Juga

"Untuk terakhir kalinya suami saya melihat gambar x-ray, dan kami melihat di perut wanita yang sudah meninggal itu sebuah pemandangan yang akrab bagi orang tua dari tiga anak yaitu berupa kaki kecil," kata Ożarek-Szilke dilansir dari herritagedaily pada Jumat (30/4).

Pemeriksaan lebih dalam menggunakan pencitraan tomografi mengungkapkan bahwa wanita itu berusia antara 20-30 tahun ketika dia meninggal. Perempuan itu berada di minggu ke 26 hingga 30 kehamilannya.

Wojciech Ejsmond dari Institute of Mediterranean and Oriental Cultures of the Polish Academy of Sciences mengatakan masih belum bisa mengungkap mengapa ada mumi dalam keadaan hamil.

"Untuk alasan yang tidak diketahui, janin tidak dikeluarkan dari perut almarhum selama mumifikasi," ujar Ejsmond.

Hal ini menyebabkan tim peneliti berspekulasi mengenai apakah janin sulit untuk dikeluarkan oleh pembalsem. Ejsmond mengatakan bahwa mungkin ada upaya untuk menyamarkan kehamilan yang tidak diinginkan, atau mungkin terkait dengan kepercayaan ritual kelahiran kembali dan akhirat. Ilmuwan kini akan mencoba mengungkap misteri penyebab kematian wanita tersebut.

"Bukan rahasia lagi kalau angka kematian saat hamil dan melahirkan juga tinggi saat itu. Oleh karena itu, kami percaya kehamilan entah bagaimana dapat berkontribusi pada kematian wanita muda tersebut," ucap Ejsmond.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement