Jumat 30 Apr 2021 06:06 WIB

Wiku: Mobilitas Penduduk Picu Kenaikan Kasus Aktif

Peningkatan mobilitas penduduk memicu kenaikan potensi penularan kasus Covid-19

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah calon penumpang berjalan keluar di Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis (29/4). Pada H-7 jelang peniadaan mudik lebaran 2021, jumlah penumpang menuju arah Jawa Tengah dan Jawa Timur di Stasiun Kiaracondong mengalami peningkatan sebesar 30 persen atau mencapai 475 penumpang dibandingkan dengan hari sebelumnya. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah calon penumpang berjalan keluar di Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis (29/4). Pada H-7 jelang peniadaan mudik lebaran 2021, jumlah penumpang menuju arah Jawa Tengah dan Jawa Timur di Stasiun Kiaracondong mengalami peningkatan sebesar 30 persen atau mencapai 475 penumpang dibandingkan dengan hari sebelumnya. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, peningkatan mobilitas penduduk memicu kenaikan potensi penularan kasus Covid-19 di tengah masyarakat. Ia mencontohkan terjadinya tren peningkatan mobilitas penduduk ke pusat perbelanjaan yang menyebabkan kenaikan jumlah kasus aktif di Provinsi Riau, Jambi, dan Lampung.

Di Riau, kenaikan mobilitas penduduk yang hanya sebesar 7 persen pada periode 1-12 April 2021 memicu kenaikan kasus aktif mingguan hingga 71 persen. Sedangkan di Jambi, kenaikan mobilitas penduduk sebesar 23 persen juga diiringi dengan kenaikan jumlah kasus aktif mingguan sebesar 14 persen.

Begitu juga di Lampung di mana mobilitas penduduk yang naik hingga 33 persen menyebabkan kenaikan jumlah kasus aktif mingguan hingga 14 persen.

“Hal ini menunjukan bahwa peningkatan mobilitas penduduk akan meningkatkan penularan di tengah masyarakat,” kata Wiku saat konferensi pers.

 

Karena itu, Wiku berharap kondisi ini dapat menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati saat bepergian, khususnya menjelang periode libur Idul Fitri. Ia pun mengingatkan masyarakat agar tak membahayakan keluarga dengan memaksakan diri bepergian ke luar kota di situasi pandemi saat ini.

“Penting untuk kita pahami bahwa setiap orang memiliki lingkar interaksi yang berbeda-beda dan kita sangat sulit melacaknya satu per satu dan di situlah peluang penularan ada,” ujar Wiku.

Wiku juga berharap masyarakat dapat bersikap bijak di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir. Melindungi sanak saudara dari penularan Covid-19 merupakan salah satu cara untuk menunjukan rasa kasih sayang.

“Satgas optimis masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang cukup dewasa dan mampu mengambil keputusan terbaik yaitu keputusan untuk sama-sama saling melindungi keluarga dan orang di sekitar kita,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement