Kamis 29 Apr 2021 13:38 WIB

Covid-19 di India Melonjak, Kemendag: Ekspor Tetap Berjalan

Pada 2020 lalu total perdagangan Indonesia dan India mencapai 14,18 miliar dolar AS.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, mengatakan, kerja sama perdagangan antara Indonesia dan India tetap berjalan meskipun saat ini India sedang melakukan karantina kesehatan akibat lonjakan penderita Covid-19. Dengan kata lain, ekspor untuk tujuan India tetap berjalan seperti biasa.

“Secara umum tidak ada kendala dalam kegiatan fasilitasi ekspor impor antara Indonesia dan India. Protokol kesehatan diterapkan untuk mencegah warga negara asing masuk, termasuk India. Namun hal ini tidak mengganggu kelancaran bongkar muat barang,” kata Lutfi dalam keterangan resminya, Kamis (29/4).

Baca Juga

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Didi Sumedi, menyampaikan, beberapa waktu lalu terjadi kendala karantina kapal di pelabuhan bongkar muat Dumai, Provinsi Riau yang melayani jasa pelayanan laut, curah cair, dan peti kemas.

Menyikapi situasi tersebut, Didi menyampaikan, pihak Kementerian Kesehatan telah memastikan proses karantina di seluruh pelabuhan muat hanya dilakukan terhadap awak buah kapal dan bukan terhadap kapal dan muatan.

Ia menjelaskan, pelabuhan Dumai merupakan salah satu pelabuhan dengan terminal curah cair terbesar di Indonesia. Di tengah pandemi Covid-19 Dumai tetap menjadi pelabuhan umum  yang tertinggi dalam pengapalan CPO dan turunannya di Indonesia.

"Kebanyakan ekspor RI ke India saat ini lebih banyak terkait produk likuid/cair yang perpindahannya lebih banyak melalui saluran pipa, jadi sangat minimal keterlibatan orang,” katanya.

Pada periode 2020-2021, kapal yang membawa barang ekspor Indonesia ke India didominasi oleh kapal berjenis tangker untuk barang curah cair seperti minyak kelapa sawit dan tongkang untuk barang curah padat seperti batubara. Untuk barang berjenis tersebut pada umumnya bongkar muat tidak memerlukan banyak kontak fisik dengan awak kapal.

Sementara itu, Atase Perdagangan Indonesia untuk New Delhi, India, Bona Kusuma menambahkan, pemerintah India tetap mempertahankan pelayanan publik, salah satunya pelayanan kegiatan ekspor dan impor, meskipun pelayanan tersebut tidak berjalan secara penuh.

“Selain itu, India juga menerapkan jam malam sehingga kapasitas bongkar muat kapal mengalami penyesuaian,” kata Bona.

Diketahui, sepanjang 2020 lalu total perdagangan Indonesia dan India mencapai 14,18 miliar dolar AS dengan nilai ekspor Indonesia sebesar 10,41 miliar dolar AS sedangkan nilai impor sebesar 3,76 miliar dolar AS. Dengan demikian, pada periode tersebut Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar 6,65 miliar dolar AS.

Produk ekspor utama Indonesia ke India adalah batubara, minyak kelapa sawit, tembaga, karet, dan pupuk kimia. Sementara impor utama Indonesia dari India adalah daging kerbau beku, kacang, hidrokarbon siklik, produk baja, dan gula.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement