Kamis 29 Apr 2021 12:01 WIB

Ketika Anies Usulkan Kajian Nama Batavia Pengganti Kota Tua

Anies Baswedan usulkan kajian perubahan nama Kota Tua menjadi Batavia

Kawasan Kota Tua Jakarta.
Foto: republika.co.id
Kawasan Kota Tua Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Jaya Suprana, Budayawan, Penggagas Rekor MURI, Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Terberitakan bahwa pada hari Rabu 28 April 2021 di Taman Fatahillah , Kota Tua Jakarta, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengusulan perubahan nama kawasan Kota Tua menjadi Batavia. Menurut Gub Anies nama Batavia memiliki keterkaitan sejarah cukup bermakna dengan Kota Tua Jakarta.

Gagasan mengganti nama kawasan Kota Tua menjadi Batavia itu  muncul karena Gub Anies melihat tulisan Batavia di depan podium acara penandatanganan perjanjian pokok tentang pembentukan Joint-Venture pengelola kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa.

Maka Gub Anies menyarankan  tim Joint-Venture melibatkan ahli-ahli sejarah dan ahli lainnya sebelum memutuskan perubahan nama itu. 

POLEMIK

Seperti lazimnya, apa pun yang terucap keluar dari mulut Gubernur Anies Baswedan niscaya memicu pro dan kontra.

Maka usulan perubahan nama Kota Tua menjadi Batavia juga memicu pro dan kontra antara yang setuju dengan yang tidak setuju bahkan meruncing menjadi polemik antara yang sangat setuju melawan yang sangat tidak setuju.

Yang sangat pro antusias menganggap gagasan mengubah nama Kota Tua menjadi Batavia adalah sangat bagus. Sementara yang sangat kontra langsung gembira karena menemukan alasan tepat untuk menghakimi Anies Baswedan sama sekali tidak layak menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Sebagai rakyat jelata yang awam sejarah mau pun kemelut politik kekuasaan, saya tidak berani melibatkan diri ke dalam kecamuk polemik pro dan kontra.

SARAN

Namun selama memberikan saran belum dilarang secara konstitusional sekaligus juga memenuhi harapan Gub Anies, maka saya memberanikan diri untuk menyarankan agar Gubernur DKI Jakarta berkenan melibatkan seorang warga Indonesia yang kebetulan secara lahir-batin memiliki minat besar dalam hal sejarah Kota Tua Jakarta.

Sosok itu adalah sahabat merangkap mahaguru sejarah Nusantara saya , Anhar Setjadibrata S.H. dalam proses meninjau keputusan tentang perlu-tidaknya nama Kota Tua  diubah menjadi Batavia.

Kebetulan saya adalah saksi hidup bahwa Mas Anhar sudah nyata turun-tangan sendiri secara pribadi mandiri lahir-batin dalam mendukung perjuangan bersama melestarikan serta mengembangkan Kota Tua Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement