Rabu 28 Apr 2021 18:58 WIB

Varian Covid-19 India Sudah Tersebar ke 17 Negara

Varian lain yang beredar pada saat bersamaan di India tunjukkan peningkatan transmisi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Petugas membagikan  makanan kepada staf ambulans yang membawa pasien COVID-19 saat mengantre menunggu giliran untuk dirawat di rumah sakit pemerintah Covid-19, Ahmedabad, India, Selasa (27/4). Penuhnya rumah sakit membuat para pasien Covid-19 terpaksa harus dirawat di dalam ambulans. Tercatat angka kematian di India akibat virus Covid-19 telah mencapai 200.000 jiwa. (AP Photo/Ajit Solanki)
Foto: AP/Ajit Solanki
Petugas membagikan makanan kepada staf ambulans yang membawa pasien COVID-19 saat mengantre menunggu giliran untuk dirawat di rumah sakit pemerintah Covid-19, Ahmedabad, India, Selasa (27/4). Penuhnya rumah sakit membuat para pasien Covid-19 terpaksa harus dirawat di dalam ambulans. Tercatat angka kematian di India akibat virus Covid-19 telah mencapai 200.000 jiwa. (AP Photo/Ajit Solanki)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Covid-19 mutan ganda atau diidentifikasi sebagai B1617 telah menyebar ke setidaknya 17 negara. Varian tersebut pertama kali terdeteksi di India yang kini sedang menghadapi lonjakan tajam kasus baru Covid-19.

WHO mengungkapkan , hingga 27 April, varian B1617 terdeteksi di lebih dari 1.200 sequences (urutan) yang diunggah di basis data Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID) dari setidaknya 17 negara. “Sebagian besar sequences diunggah dari India, Inggris Raya, Amerika Serikat (AS), dan Singapura,” kata WHO dalam keterangannya pada Selasa (27/4).

Baru-baru ini WHO mencantumkan B1617, yang menghitung beberapa sub-garis keturunan dengan mutasi dan karakteristik sedikit berbeda, sebagai variant of interest. Namun sejauh ini, WHO tidak lagi menyatakannya sebagai variant of concern. Label itu menunjukkan bahwa varian baru terkait lebih berbahaya daripada versi asli virus. Misalnya, karena lebih menular, mematikan, atau memiliki resistansi terhadap vaksin.

WHO mengakui pemodelan pendahuluannya berdasarkan urutan yang dikirimkan ke GISAID menunjukkan bahwa B1617 memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi daripada varian lain di India. Hal itu menunjukkan potensi peningkatan penularan.

WHO menyebut varian lain yang beredar pada saat bersamaan di India menunjukkan peningkatan transmisi. Menurutnya kombinasi tersebut mungkin memainkan peran dalam lonjakan tajam kasus baru Covid-19 di sana. “Memang, penelitian telah menyoroti bahwa penyebaran gelombang kedua jauh lebih cepat daripada yang pertama,” kata WHO.

Kendati demikian, WHO menilai factor lain dapat berkontribusi terhadap lonjakan tersebut. Misalnya, karena minimnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan “pembiaran” pertemuan massal. "Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memahami kontribusi relatif dari faktor-faktor ini," ujarnya.

WHO mengatakan studi mendalam terkait karakteristik B1617 dan varian lainnya, termasuk pada penularan, keparahan, dan risiko reinfeksi, sangat dibutuhkan. Jumlah kematian akibat Covid-19 di India sudah melampaui 201 ribu jiwa pada Rabu (28/4). Sebanyak 3.293 kematian baru tercatat dalam 24 jam terakhir di sana. Sejauh ini India sudah mencatatkan lebih dari 18 juta kasus Covid-19.

Secara global, kasus baru Covid-19 meningkat selama sembilan pekan berturut-turut. Hampir 5,7 juta kasus baru dilaporkan pekan lalu. Menurut WHO, India menyumbang 38 persen dari kasus global yang tercatat dalam sepekan terakhir.

sumber : AP News/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement