Rabu 28 Apr 2021 12:42 WIB

IFG Luncurkan Lembaga Riset Industri Jasa Keuangan

Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik terbentuknya IFG Progress.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Logo Indonesia Financal Group (IFG).
Foto: ifg.id
Logo Indonesia Financal Group (IFG).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding perasuransian dan penjaminan, Indonesia Financal Group (IFG), resmi meluncurkan lembaga riset yang diberi nama IFG Progress. Kehadiran IFG progress diharapkan bisa menjadi lembaga riset yang menghasilkan pemikiran progresif untuk kemajuan industri jasa keuangan Indonesia.

"IFG progress diharapkan dapat memberikan masukan bagi pelaku industri jasa keuangan di seluruh Indonesia dan dapat digunakan sebagai acuan bagi pembuat kebijakan, akademisi dalam memajukan industri jasa keuangan," kata Direktur Utama IFG Robertus Billitea, Rabu (28/4). 

Baca Juga

Robertus menjelaskan, program kerja IFG Progress ini berupa primary riset dan secondary riset terkait isu-isu yang mengemuka di industri jasa keuangan. Lembaga ini juga memfasilitasi forum diskusi antar pakar di industri jasa keuangan serta memberikan edukasi ke publik, stakeholder, penegak hukum dan regulator.

Keberadaan IFG Progress diharapkan dapat membuat iklim industri jasa keuangan semakin sehat dan bermanfaat bagi publik. Selain itu diharapkan juga bisa memberikan sumbangan pemikiran kepada regulator dan stakeholder sebagai upaya menata dan meregulasi dan mengawasi industri jasa keuangan.

Dengan adanya IFG Progress ini, menurut Robertus, IFG akan secara konsisten menghadirkan perubahan-perubahan yang baik di bidang keuangan khususnya investasi dan asuransi. Pembentukan lembaga riset ini sekaligus bentuk komitmen IFG dalam melakukan reformasi di tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik terbentuknya IFG Progress. Erick berharap IFG Progress bisa IFG Progress bisa melahirkan ide-ide baru yang inovatif, progresif dan berlandaskan akhlak.

"Saya berharap IFG dan sektor jasa keuangan Indonesia secara keseluruhan dapat berinovasi dan bertransformasi sehingga bisa menjadi pilar kekuatan ekonomi yang tidak hanya memberikan yang terbaik ke pelanggan namun juga memberikan nilai bagi pemegang saham dan masyarakat," tutur Erick. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement