Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rosda Nuria

Sekolah Tinggi dan Politik Etis Belanda di Indonesia

Sejarah | Wednesday, 28 Apr 2021, 00:15 WIB

Pemberlakuan politik etis resmi dilaksanakan pada 1901, hal inidikarenakan pemerintah Belanda mempunyai kewajiban moral terhadap masyarakatpribumi di Jawa sebagai hutang budi Belanda kepada masyarakat pribumi karenamereka telah memberikan banyak keuntungan kepada pihak Belanda baik dari tenagapara pekerja maupun dari sumber daya alamnya. Dengan demikian politik etisdiresmikan dengan tiga kebijakan baru diantaranya, yaitu: pendidikan,pengairan, dan perpindahan penduduk.

C. Th. Van Deventer merupakan seorang ahlihukum ia menyatakan bahwa Belanda sangat berhutang budi kepada bangsa Indonesiaatas semua kekayaan yang didapat dari hasil memeras tenaga dan sumber daya alammereka. Hutang ini sebaiknya dibayar dengan cara memberikan prioritas utamaBelanda kepada kebutuhan rakyat Indonesia dalam kebijakannya. Salah satu hasil dari politik etis itu adalahpendidikan.

Pemerintah Hindia-Belanda membuat Technische hoogeschoolte Bandoeng yang merupakan sekolah tinggi teknis Bandung atau (THS) ini dibukaoleh yang mulia Gubernur jenderal. Sebuah institusi ini didirikan pada 3 Juli1920. Salah satu mahasiswa yang pernah belajar di THS ini ialah Soekarno.

THSkini berubah menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB) Sebelumnya THS ini pernahmelakukan kerjasama dengan TH Delft. Sekolah ini pernah beberapa kali mengalamipergantian nama, sebelum menjadi ITB, pernah menjadi Fakultas Teknik dan IPA UniversitasIndonesia hingga tahun 1959, dan terakhir menjadi ITB. Tujuan didirikannyasekolah ini adalah untuk memberikan pendidikan tingkat tinggi bagi rakyat biasamaupun rakyat yang mampu, agar mendapat pendidikan yang lebih tinggi lagi(Technische hoogeschool te bandoeng, hlm.14).

Pada upacara pembukaan institusiini berlangsung pada tanggal 4 Juli 1919. Upacara ini disimbolkan denganpeletakan batu pertama, ditanaminya empat pohon beringin, adanya lambangharapan. Pada awal memasuki Hoogschool ini terdapat pohon beringin yangmenyambut siswa sebelum memasuki Gedung pertama Hoogeschool.

Tujuan darididirikannya sekolah Teknologi ini merupakan langkah pertama agar calon insinyur masa depan di Hindia-Belanda ini mampu mengimbangi calon insinyur yangada di sekolah tinggi Barat terbaik pada perguruan tinggi Teknik. Merekaberharap bahwa adanya sekolah Teknik di Bandung ini mampu mengimbnagi sekolahTeknik Barat terbaik.

Harapandari didirikannya Technische Hoogeschool ini agar bisa menghasilkan anak-anakpribumi yang berbakat dengan jumlah yang lebih banyak untuk bisa melanjutkandirinya ke College untuk meneruskan belajar. Belanda yakin bahwa denganmahalnya biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan sekolah ini tidak akan gagaldan pastinya akan menguntungkan.

Pendirian ini merupakan langkah menujupembangunan ekonomi dan sosial di Hindia Belanda agar maju, langkah pertamamenuju masa depan dimana anak-anak negeri ini berpendidikan, dan mampu memenuhisyarat agar mereka bisa naik pada level tertinggi yang awal nya bergaji rendahnaik menjadi pegawai negeri Sipil. Itulah pentingnya fondasi dari didirikannyaTecchnische Hooge. Mereka berharap agar para siswa akan menjadi insinyurpertama di perguruan tinggi ini.

Sekolah Teknik ini khusus untuk mengembangkandan menumbuhkan siswa menjadi organisasi yang akan bermanfaat dikemudian haribagi Indonesia. Organisasi dalam bidang pendidikan ini membutuhkan asupan yang mana harus diperlukan sumber pendidikan yangmatang, pendidikannya bersipat luas, pembangunan yang kokoh. Pendidikan ini dibutuhkanagar membuat masa depan masyarakat Indonesia kelak menjadi bersinar cerah daripadamasa lalunya yang kelam dan memprihatinkan.

Sekolah ini dirancang dengan basis Barat untuk tingkat dasar juga pada tingkat menengah dan pendidikan tinggi.Pendidikan ini ingin maju pada perkembangan budaya, memiliki intelektualitasyang baik. Peluang masyarakat untuk menjadi sukses di lingkungannya sendirilebih baik daripada harus belajar ke Belanda. Pendidikan tinggi ini juga bisamenjadi sangat penting bagi perkembangan politik negara Indonesia.

Pendidikan intelektual mungkin bukan hanya salah satu pembangkit ekonomi penduduk, namun tetapmenjadi syarat yang sangat penting untuk pemenuhan setiap cita-cita nasionalyang rasional dan sehat yang ingin dicapai. Mereka menginginkan kelak parainsinyur merupakan seorang Teknik professional dan bisa diandalkan dan mampumenjalankan ilmu teknis ini kemudian dapat menjadi pemandu perkembangan teknis di dimasyarakat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image