Rabu 28 Apr 2021 01:44 WIB

Olimpiade Makin Dekat, Jepang Percepat Kampenye Inokulasi

Vaksinasi di Jepang masih bergantung pada kiriman vaksin Pfizer yang terbatas.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Friska Yolandha
Maskot Olimpiade Tokyo 2020 Miraitowa berpose dengan tampilan Simbol Olimpiade setelah upacara pembukaan simbol di Gn. Takao di Hachioji, Jepang, 14 April 14, 2021, untuk menandai 100 hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020.
Foto: EPA-EFE/KIM KYUNG-HOON
Maskot Olimpiade Tokyo 2020 Miraitowa berpose dengan tampilan Simbol Olimpiade setelah upacara pembukaan simbol di Gn. Takao di Hachioji, Jepang, 14 April 14, 2021, untuk menandai 100 hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kampanye inokulasi Covid-19 Jepang akan dipercepat dengan pembukaan pusat vaksinasi di pusat kota Tokyo bulan depan, kata para pejabat. Sementara itu, Jepang telah memberlakukan pembatasan ketat di tiga wilayah padat populasi untuk menekan gelombang keempat infeksi Covid-19, sekaligus mempersiapkan kedatangan Olimpiade yang akan diadakan 87 hari mendatang. 

Kementerian Pertahanan dalam cicitannya mengatakan telah diminta oleh Perdana Menteri Yoshihide Suga untuk mendirikan pusat vaksinasi Tokyo pada 24 Mei dengan rencana untuk beroperasi selama tiga bulan. Fasilitas ini akan melayani penduduk di ibu kota dan prefektur sekitar Saitama, Chiba, dan Kanagawa. 

Adapun jenis vaksin yang diperkirakan akan digunakan adalah vaksin Moderna dengan target 10 ribu orang per hari. Sementara itu, Toyota City di Jepang mengatakan sedang mendirikan pusat vaksinasi dengan bantuan Toyota Motor Corp. Produsen mobil itu akan menyediakan sekitar 450 staf medis dan empat lokasi vaksinasi, akan mulai beroprasi pada 30 Mei mendatang.

Menurut Reuters, Jepang telah memvaksinasi populasi lansia yang cukup besar bulan ini, meski hanya sekitar 1,5 persen dari seluruh 126 juta populasi negara itu yang telah diinokulasi. Para pejabat sejauh ini masih bergantung pada kiriman vaksin Pfizer yang terbatas, tetapi menteri vaksin Taro Kono mengharapkan program tersebut akan dilanjutkan pada Mei ketika pengiriman Pfizer dipercepat.

Kono juga berharap regulator segera menyetujui vaksin Moderna dan vaksin AstraZeneca Plc yang telah dipesan masing-masing 50 juta dan 120 juta dosis. 

Sejauh ini, Jepang telah mencatat sekitar 564.000 kasus COVID-19, termasuk 9.969 kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement