Selasa 27 Apr 2021 16:16 WIB

IDI: Harus Ada SOP Beraktivitas di Kantor Cegah Klaster Baru

kasus COVID-19 di klaster kantor melonjak naik 170 persen.

Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan perlu ada standar operasional prosedur (SOP) untuk karyawan agar aman beraktivitas di kantor. SOP ini penting guna cegah kenaikan kasus COVID-19.

"Dalam konteks ini maka upaya yang harus kita lakukan adalah intervensi pada lingkungan salah satunya adalah memberikan satu kondisi yang standar SOP di dalam perkantoran, rumah dan tempat-tempat, tempat tertutup terutama supaya menjadi satu kondisi yang aman untuk tetap beraktivitas tapi bisa terhindar atau dikurangi paparannya terhadap COVID-19," kata Ketua Tim Mitigasi PB IDI dan Ketua Terpilih PB IDI dr Adib Khumaidi, SpOT.

Baca Juga

Data dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan kasus COVID-19 di klaster kantor melonjak naik 170 persen. Ada enam penyebab kasus klaster kantor DKI Jakarta naik tiga kali lipat.

Penyebabnya yakni sirkulasi udara kantor buruk, ruangan kantor padat, karyawan berdesakan di transportasi umum serta buka puasa bersama. Selain itu, program vaksinasi membuat karyawan menjadi lengah, serta karyawan hanya patuh protokol kesehatan saat di kantor saja.

Adib menuturkan karyawan perlu meminimalisasi intensitas kontak antarorang atau karyawan dengan durasi. Meminimalisasi kontak bisa dilakukan dengan komunikasi yang bisa dilakukan secara virtual.

Hal paling penting SOP di dalam kondisi adaptasi kebiasaan baru, termasuk SOP di dalam tata kelola ruang perkantoran agar aman dan menghambat penularan COVID-19. SOP tersebut termasuk tentang pengaturan, seperti terkait jumlah karyawan yang disesuaikan dengan kapasitas ruangan, sirkulasi udara yang baik, ruang hijau dan sebaiknya ada sinar Matahari yang masuk ruangan.

"Tentunya upaya ini tidak akan bisa kita selesaikan kalau kita tidak bekerja bersama-sama maka kami menghimpun semua pihak untuk bisa bersama-sama ikut terlibat di dalam upaya untuk mengatasi ini," ujarnya.

Di samping itu, Adib menuturkan perlu adanya pengendalian penularan COVID-19 juga di lokasi piknik. Tampat piknik jangan sekadar dibuka tetapi juga harus diperhatikan faktor ventilasi, durasi, dan jarak saat bepergian.

"Bagaimana faktor ventilasi, durasi dan jarak saat berpergian, saat di kendaraan apalagi kendaraan transportasi massal kemudian di lokasi piknik apalagi lokasi piknik yang tertutup, ini juga perlu menjadi perhatian," ucap dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement