Selasa 27 Apr 2021 15:14 WIB

Budi Daya Ikan Milenial di Jabar Mulai Dijalankan

Budi Daya Ikan Perdana ditandai dengan penebaran benih ikan di 60 kolam bioflok

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menebar benih ikan di 60 kolam bioflok peserta Petani Milenial di Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan Ciherang, Kabupaten Cianjur, Selasa (27/4/2021).
Foto: dok Yogi biro adpim jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menebar benih ikan di 60 kolam bioflok peserta Petani Milenial di Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan Ciherang, Kabupaten Cianjur, Selasa (27/4/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Satu bulan setelah kick off Petani Milenial, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Barat mulai menjalankan Program Pembudidaya Ikan Milenial (PIM).

Budi Daya Ikan Perdana ditandai dengan penebaran benih ikan di 60 kolam bioflok yang khusus  dibangun untuk Peserta PIM di PSDKP WS Ciherang – Cianjur dipimpin Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Bupati Cianjur Herman Suherman, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat Hermansyah dan Direktur Utama PT Agro Jabar Kurnia Fajar, Selasa (27/4).

Selain itu, pada Budi Daya Ikan Perdana ini juga dilakukan Penandatanganan  Perjanjian Kerja Sama Kegiatan Pembudidaya Ikan Milenial antara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Hermansyah M.Si dan Direktur utama PT Agro Jabar, Kurnia Fajar. Serta, simbolis penyerahan mockup penyaluran KUR BJB kepada perwakilan peserta PIM, yaitu Rendy Triyadi S Farm dan Dimas Liggo Niode, disaksikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Kegiatan PIM bertujuan mencetak Pembudidaya Ikan Milenial sebagai Agen Pemulihan Ekonomi di Jawa Barat : Menumbuhkembangkan kewirausahaan muda perikanan di Jawa Barat, Mengubah wajah perikanan menjadi segar, agar generasi milenial tertarik dengan pemanfaatan sain dan teknologi aquaculture, serta menciptakan perikanan lebih maju, mandiri, dan modern.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, PIM ini merupakan upaya pihaknya memfasilitasi para anak mendorong nilai ekonomi pertanian. Dengan kebersamaan, program ini dipastikan bisa berjalan dengan baik.“Insya Allah masa depan cerah dengan kebersamaan. Tugas saya sebagai pemimpin adalah memfasilitasi, ada ekonomi yang tahan banting yaitu ekonomi pangan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emi.

Emil mengatakan, PIM ini tidak terpengaruh disrupsi. Karena sudah menjadi pilhan yang benar. "Bedanya kita dengan orang tua kita, mengurusi pangan harus keren,” katanya.

Kelebihan PIM, kata Emil, para petambak bisa multitasking, karena tidak harus setiap jam mengurusi tambak. Sisanya, peserta PIM bisa melakukan kegiatan positif lain. “Prosesi menanam ikan itu enak banget, dulu saya arsitek tiap jam harus narik garis. Pembudidaya yang penting aman dan terkendali,” katanya.

Sementara, menurut Direktur PT Agro Jabar Kurnia Fajar, model bisnis yang dirumuskan DKP Jabar adalah menggandeng pihaknya sebagai off taker sekaligus investor pembangunan capex (capital expenditure) berupa Kolam Bioflok (beserta aerator dan peralatan Pembudidaya Ikan lainnya) dengan mekanisme pemanfaatan Barang Milik Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

“Kemudian Penyediaan Opex : bibit, pakan, obat2an, listrik, dan operasional lainya  menggunakan KUR dari BJB,” katanya dalam keterangan resmi.

Kurnia juga memastikan bahwa BUMD yang dipimpinnya sudah melangkah lebih awal untuk menggenjot usaha di sektor pangan dari mulai melon, jahe hingga rencana peluncuran beras Juara pasca Lebaran mendatang. Dalam program PIM pihaknya akan berdiri di ujung sebagai offtaker. “Kami bergerak. Alhamdulillah kurang dari satu hari kami bisa mewujudkan model bisnis bersama Dinas Kelautan dan Perikanan,” katanya.

Menurut Kurnia, untuk memastikan budidaya dilaksanakan sesuai prosedur dan tingkat keberhasilan nya tinggi, dilakukan Pendampingan day by day Teknis Budi Daya oleh DKP awa Barat bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/Kota, serta Monev oleh  Koordinator dan Tim Program Petani Milenial. 

Proses budidaya, kata dia, dilakukan secara bertahap. PIM Intensif dilaksanakan setelah pembangunan sarana dan prasarana budidaya selesai di setiap lokasi DKP Jawa Barat, sedangkan PIM Mandiri budi daya berjalan, setelah akad kredit dan pencairan KUR.

Menurut Kepala DKP Jawa Barat Hermansyah,  untuk pelaksanaan ke depan, PIM in ditargetkan tahun 2023 dapat mencetak 1.000 Pembudidaya Ikan Milenial. Dinas Kelautan dan Perikanan dan Biro Perekonomian Setda Jabar selaku koordinator Program Petani Milenial, berupaya mempersiapkan lebih baik dalam : mekanisme rekrutmen dan pengelolaan peserta, penganggaran pendampingan, kepastian pembiayaan Capex dan Opex dengan berbagai skema.

Selain itu, kata dia, ada juga kolaborasi stakeholder perikanan yang lebih luas, penambahan komoditas, sinergi dengan OPD terkait program petani milenial untuk integrasi budi daya : aquaponik, minapadi, dan peternakan perikanan terintegrasi, serta  continuous improvement dan keberlanjutan program petani milenial.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement