Selasa 27 Apr 2021 13:13 WIB

RI Kantongi Sukuk Rp 10,875 T, Menkeu: Terbesar di Dunia

Penerbitan Sukuk Hijau Pemerintah RI sudah mendapatkan 12 penghargaan internasional.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Sukuk (ilustrasi)
Foto: The middle east magazine online
Sukuk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan meraih Climate Bonds Awards Tahun 2021 sebagai Green Sukuk (Sukuk Hijau) terbesar di dunia pada 2020. Pencapaian ini diakui sebagai salah satu organisasi terkemuka di dunia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah berupaya mendorong kemajuan keuangan hijau atau green finance selama satu tahun terakhir. Adapun Climate Bonds Awards yang tahun ini memberikan 23 penghargaan merupakan pengakuan internasional terkemuka atas kepemimpinan, praktik terbaik, inovasi dalam keuangan hijau dan berkelanjutan. Ini mencakup obligasi hijau, pinjaman, sukuk, dan perkembangan pasar yang signifikan dalam investasi berbasis iklim.

Baca Juga

Tahun 2021 merupakan tahun ke-6 Climate Bonds Awards yang memberikan pengakuan atas pencapaian yang telah dilakukan oleh organisasi atau pemerintahan dalam mengembangkan sektor keuangan berkelanjutan.

“Ini merupakan pengakuan publik kepada semua organisasi dan pemerintah yang berada di garis depan dalam melakukan capital shifting menuju solusi rendah karbon dan transisi yang lebih besar ke nol-bersih, memberikan contoh ekonomi nyata ke mana investasi harus diarahkan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (27/4).

Dengan Climate Bonds Awards ini, penerbitan Green Sukuk oleh Pemerintah Indonesia sudah mendapatkan 12 penghargaan internasional sejak pertama kali diterbitkan 2018. Adapun penghargaan ini juga merupakan penghargaan internasional ke-42 bagi penerbitan Sukuk Negara.

Menurutnya, Indonesia telah menerbitkan 750 juta dolar AS atau setara Rp 10,875 triliun (kurs Rp 14.500 per dolar AS) Sukuk Hijau. Adapun dana tersebut digunakan untuk proyek-proyek yang menargetkan mitigasi iklim, adaptasi dan pelestarian keanekaragaman hayati, termasuk sektor energi, serta transportasi. 

Baca juga : Kuartal I 2021, BNI Kantongi Laba Bersih Rp 2,39 Triliun

“Indonesia terus menjadi pelopor penerbitan green sovereign pasar berkembang, khususnya keuangan Islam. Masalah perubahan iklim sangat krusial dan selalu menjadi perhatian utama Indonesia. Kepedulian ini tecermin melalui berbagai upaya dan kebijakan pemerintah terkait perubahan iklim,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement