Selasa 27 Apr 2021 11:31 WIB

Gelombang Kedua AstraZeneca Tiba di Bio Farma

Gelombang kedua Vaksin AstraZeneca masuk sebanyak 3,852 juta dosis.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Vaksin Astrazeneca.
Foto: AP/Matthias Schrader
Vaksin Astrazeneca.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Induk Holding BUMN Farmasi Bio Farma akan menyimpan untuk kemudian mendistribusikan vaksin Covid-19  dari AstraZeneca pada tanggal 27 April 2021 sebanyak 3,852 juta dosis. Sebelumnya, Bio Farma juga sudah menerima dan telah mendistribusikan vaksin buatan AstraZeneca gelombang pertama sebanyak 1,1 juta dosis pada tanggal 3 Maret 2021 yang lalu.

 

Baca Juga

Sehingga, jumlah vaksin finish product kemasan multidose dari AstraZeneca yang sudah diterima Bio Farma adalah sebanyak 4,965 juta dosis.

 

Menurut Sekretaris Perusahaan Bio Farma sekaligus Juru Bicara Vaksin, Bambang Heriyanto, setibanya di Bio Farma, vaksin Covid-19 yang dikemas dalam 38.520 kemasan dus ini, akan disimpan di tempat penyimpanan khusus dengan temperatur yang dijaga antara 2-8 derajat celcius.

 

"Setelah kami menerima vaksin Covid-19 dari AstraZeneca gelombang kedua ini, kami akan menyimpannya di tempat khusus dengan suhu yang tetap terjaga antara 2-8 derajat Celcius. Akan dilakukan pemeriksaan dokumen di internal kami, dan kami menunggu instruksi Kementerian Kesehatan untuk pendistribusiannya," ujar Bambang dalam siaran persnya, Selasa (27/4).

 

Menurut Bambang, dengan datangnya gelombang kedua dari AstraZeneca ini, maka total vaksin Covid-19 yang sudah diterima Indonesia berjumlah 67,465 juta dosis.

 

Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca ini, merupakan hasil kerja sama multilateral antra pemerintah Indonesia dengan COVAX, CEPI, GAVI, UNICEF, dan WHO. Dari hasil kerja sama sudah terkirim sebanyak 3,852 juta dosis dalam bentuk finish product.

 

Dalam sambutan singkat, Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi, mengatakan Pemerintah RI terus mengupayakan ketersediaan vaksin bagi kebutuhan dalam negeri sambil terus memperjuangkan kesetaraan akses vaksin bagi semua negara. “Sejak awal pandemi dan sampai sekarang, pemerintah Indonesia mengupayakan ketersediaan vaksin bagi kebutuhan dalam negeri, sambil terus memperjuangkan kesetaraan akses vaksin bagi semua negara," katanya.

 

Retno mengatakan, Indonesia aktif dalam pembahasan isu vaksin dunia. Indonesia yang saat ini duduk sebagai salah satu co-chairs dalam Covax AMC Engagement Group, sebuah forum pengadaan dan distribusi vaksin antar negara yang memiliki Advanced Market Commitment (AMC) dengan negara donor, yang artinya proaktif dalam menyediakan vaksin untuk rakyatnya sendiri dan memastikan keadilan akses vaksin di negara berkembang dan kurang maju. Agenda diplomasi Indonesia bersama COVAX adalah untuk memasok 20 persen populasi setiap negara AMC, serta untuk mendukung rencana vaksinasi nasional mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement