Selasa 27 Apr 2021 08:52 WIB

Ini Klaim Uni Eropa Terkait Tuntutan kepada AstraZeneca

AstraZeneca menampik telah melanggar ketentuan kontrak.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Vaksin Astrazeneca.
Foto: AP/Matthias Schrader
Vaksin Astrazeneca.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Komisi Eropa telah mengambil langkah hukum untuk menuntut AstraZeneca. Perusahaan tersebut dianggap tak memenuhi kontraknya dengan perhimpunan Benua Biru perihal pasokan vaksin.

“Komisi telah memulai tindakan hukum Jumat (23/4) lalu terhadap AstraZeneca. Beberapa persyaratan kontrak belum dipatuhi dan perusahaan belum dalam posisi untuk menghasilkan strategi yang dapat diandalkan untuk memastikan pengiriman dosis tepat waktu,” kata seorang juru bicara Uni Eropa dalam sebuah konferensi pers pada Senin (26/4).

Dia mengeklaim langkah itu didukung penuh oleh semua negara anggota Uni Eropa. "Kami ingin memastikan pengiriman cepat dengan jumlah dosis yang cukup yang menjadi hak warga Eropa dan yang telah dijanjikan berdasarkan kontrak," ujarnya.

Sementara itu AstraZeneca menampik telah melanggar ketentuan kontrak dengan Uni Eropa. “AstraZeneca telah sepenuhnya mematuhi Perjanjian Pembelian di Muka dengan Komisi Eropa dan akan sangat membela diri di pengadilan. Kami yakin litigasi apa pun tidak berdasar dan kami menyambut baik kesempatan ini untuk menyelesaikan sengketa ini secepat mungkin,” kata perusahaan tersebut.

Berdasarkan kontrak, kasus tersebut perlu diselesaikan oleh pengadilan Belgia. Dalam kontrak yang dibuat dengan Komisi Eropa, AstraZeneca berkomitmen melakukan upaya terbaik dan logis untuk menyuplai 180 juta dosis vaksin ke Uni Eropa pada kuartal kedua tahun ini. Secara keseluruhan, periode antara Desember 2020 hingga Juni 2021, perusahaan tersebut mesti menyediakan 300 juta dosis vaksin.

Namun pada 12 Maret lalu, AstraZeneca menyatakan, pihaknya hanya akan mengirimkan sepertiga dari jumlah yang mestinya dipenuhi pada kuartal kedua tahun ini. Sebanyak 70 juta dosis akan tersedia pada fase tersebut. Sepekan setelah merilis pernyataan itu, Komisi Eropa mengirim surat resmi kepada AstraZeneca sebagai langkah awal prosedur formal penyelesaian perselisihan.

Baca juga : Menlu Prihatin Muncul Gelombang Baru Covid-19 di Dunia

Penundaan pasokan AstraZeneca berkontribusi pada terhambatnya upaya vaksinasi di negara-negara anggota Uni Eropa. Sebab vaksin tersebut seharusnya menjadi yang utama dalam peluncuran vaksinasi perhimpunan Benua Biru pada paruh pertama tahun ini. Setelah beberapa kali pemangkasan pasokan, Uni Eropa mengubah rencananya dan kini mengandalkan Pfizer-BioNTech.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement