Selasa 27 Apr 2021 05:20 WIB

Perdana Menteri Thailand Didenda karena tak Pakai Masker

Foto PM tidak memakai masker muncul di halaman Facebook.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha
Foto: AP/Petros Giannakouris
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha didenda karena kedapatan tidak memakai masker saat memimpin rapat mengenai vaksinasi Covid-19. Fotonya tidak memakai masker muncul di halaman Facebook.

Pada Senin (26/4) Gubernur Bangkok Aswin Kwanmuang, mengatakan ia, kepala polisi dan petugas lain menerima uang denda 6.000 baht dari Prayuth. Sebab ia pejabat pertama yang dihukum denda sejak kebijakan tersebut diterapkan.

Baca Juga

Pihak berwenang Thailand memberlakukan denda hingga 20 ribu baht bagi orang yang kedapatan tidak memakai masker di ruang publik di 48 provinsi. Pasalnya pemerintah Thailand kesulitan menahan gelombang infeksi virus Corona terbaru yang kini membebani sistem kesehatan negara tersebut.

Ibukota Bangkok yang memiliki jumlah kasus infeksi terbanyak juga menutup 30 jenis bisnis dan jasa seperti bioskop, taman, kebun binatang, bar, kelom berenang dan panti pijat. Berkumpul lebih dari 20 orang juga dilarang.

Pusat perbelanjaan mungkin masih dibuka tapi jam operasinya dikurangi. Walaupun angka kasus positif melonjak, tapi Thailand tidak menerapkan karantina nasional, jam malam atau larangan masuk.

Masing-masing provinsi diizinkan memberlakukan sendiri peraturan pembatasan sosialnya. Seperti mewajibkan karantina mandiri bagi pengunjung dari provinsi lain. Empat puluh delapan dari 76 provinsi sudah memberlakukan denda bagi orang yang tidak memakai masker di ruang publik.

Pihak berwenang kesehatan Thailand mengumumkan 2.048 kasus positif baru dan delapan kasus kematian terkait virus Corona. Pada Senin (26/4) menjadi hari keempat kasus infeksi bertambah di atas 2.000 kasus per hari.

Sehingga total kasus infeksi di negara Asia Tenggara itu menjadi 575.08 kasus dan 148 kematian. Tingginya kasus positif mendorong kelangkaan ketersediaan ranjang rumah sakit dan unit gawat darurat.

Hal ini juga memperlihatkan kegagalan Pemerintah Thailand mendapatkan pasokan vaksin yang memadai. Kurang dari 2 persen dari 69 juta rakyat Thailand yang sudah divaksin.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement