Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mega wati

Ritual Kisik-Kisik Atas Kepercayaan Muslim Melayu Asahan

Agama | Monday, 26 Apr 2021, 22:29 WIB

Kabupeten Asahan adalah salah satu daerah tingkat dua di propinsi Sumatera Utara. Etnis asli yang mendiami adalah etnis Melayu dan Batak yang sebagian besarnya beragama Islam. Di samping etnis tersebut, terdapat juga beberapa etnis lainnya seperti, Jawa, Aceh, Minang, India, dan Tionghoa yang beragama Konghucu dan Buddha. Namun, etnis Melayu merupakan motor utama penggerak roda kebudayaan di Tanjungbalai Asahan.

Dalam pemahaman masyarakat Asahan, Kisik-kisik adalah sebuah upacara atau ritual untuk memanggil atau mengembalikan sumangat (roh) yang telah hilang atau pergi dari jasad seseorang yang menderita sakit.Sumangat itu dapat kembali lagi ke dalam jasad penderita ketika ia diseru atau dibujuk untuk kembali dengan suatu ritual tertentu. Maka (ritual)Kisik-kisik dilakukan agarsumangat tersebut kembali ke dalam jasad orang yang sakit; dengan kembalinyasumangat tersebut maka sembuhlah penyakit yang terdapat di badan orang yang sakit).

Kabupeten Asahan adalah salah satu daerah tingkat dua di propinsi Sumatera Utara. Etnis asli yang mendiami adalah etnis Melayu dan Batak yang sebagian besarnya beragama Islam. Di samping etnis tersebut, terdapat juga beberapa etnis lainnya seperti, Jawa, Aceh, Minang, India, dan Tionghoa yang beragama Konghucu dan Buddha. Namun, etnis Melayu merupakan motor utama penggerak roda kebudayaan di Tanjungbalai Asahan.

Oleh sebab itu, perilaku budaya secara umum yang ditampilkan di daerah ini selalu merepresentasikan dan mengatasnamakan Islam, karena telah menjadi adagium di kawasan ini bahwa Melayu sama dengan Islam. Kendatipun agama Islam telah lama dianut oleh penduduk Asahan, tetapi banyak ditemukan ritual-ritual yang berasal dari ajaran animisme yang terus tumbuh. Tradisi orang-orang Islam yang khas inilah yang disebut oleh Robert Redfield sebagai little tradition yang membedakan keislaman masyarakat Asahan dengan masyarakat Muslim di daerah lainnya.

Salah satu di antara tradisi khas itu adalah ritual Kisik-kisik yang dilakukan sebagai media penyembuhan. Kisik-kisik secara antropologis dapat dipahami sebagai sistem kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Asahan, khususnya di daerah Desa Lubuk Palas dan daerah-daerah pedalaman lainnya, yang terkait dengan magis.

Dalam pemahaman masyarakat Asahan, Kisik-kisik adalah sebuah upacara atau ritual untuk memanggil atau mengembalikan sumangat (roh) yang telah hilang atau pergi dari jasad seseorang yang menderita sakit.Sumangat itu dapat kembali lagi ke dalam jasad penderita ketika ia diseru atau dibujuk untuk kembali dengan suatu ritual tertentu. Maka (ritual)Kisik-kisik dilakukan agarsumangat tersebut kembali ke dalam jasad orang yang sakit; dengan kembalinyasumangat tersebut maka sembuhlah penyakit yang terdapat di badan orang yang sakit).

Dari ungkapan di atas dipahami bahwaKisik-kisik adalah suatu sistem kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Tanjungbalai Asahan yang bertujuan pada sebuah tujuan untuk menyembuhkan penyakit orang yang sakit atau kehilangan gairah hidup. kesembuhan dari suatu penyakit merupakan salah satu tujuan magis, yaitu untuk menghasilkan beberapa akibat spesifik seperti kesembuhan tersebut.

Kisik-kisik merupakan bahasa Melayu Asahan yang tidak ditemukan di dalam bahasa Melayu lainnya di Nusantara. Secara etimologi, Kisik-kisik tidak memiliki arti etimologis kecuali dipahami untuk makna ritual mistis mengembalikan sumangat (spirit) ke dalam jasad orang yang sakit atau orang yang tidak memiliki gairah hidup.Dalam pemahaman masyarakat Asahan, Kisik-kisik adalah sebuah upacara atau ritual untuk memanggil atau mengembalikan sumangat (roh) yang telah hilang atau pergi dari jasad seseorang yang menderita sakit.Sumangat itu dapat kembali lagi ke dalam jasad penderita ketika ia diseru atau dibujuk untuk kembali dengan suatu ritual tertentu.

Kisik -kisik adalah suatu sistem kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Asahan yang bertujuan pada sebuah tujuan untuk menyembuhkan penyakit orang yang sakit atau kehilangan gairah hidup. kesembuhan dari suatu penyakit merupakan salah satu tujuan magis, yaitu untuk menghasilkan beberapa akibat spesifik seperti kesembuhan tersebut.Masyarakat Asahan memercayai bahwa penyakit yang diderita oleh seseorang selalu dipahami dalam dua sisi yang saling memengaruhi.

Pertama, penyakit pada jasad dapat memengaruhi jiwa (batin/roh).Kedua, penyakit pada jiwa (batin) dapat pula memengaruhi kesehatan jasad (badan). Sakit pada jasad (badan) seseorang seperti luka disebabkan kecelakaan kerja, kecelakaan transportasi danperkelahian diobatisecara medis atau obat-obatan dan ramuan-ramuan tradisional yang dikenal dengan pengobatan alternatif. Namun, sakit disebabkan jasad tersebut dapat pula memengaruhi pada keberadaan jiwa (sumangat). Dengan kata lain,sumangat bisa terganggu karena penyakit yang diderita jasad. Oleh sebab itu, pengobatan jiwa juga harus dilakukan mengiringi pengobatan penyakit pada jasad (badan).

Demikian pula, ketika seseorang menderita sakit disebabkan unsur-unsur gaib seperti sakit karena gangguan jin,orang halus,dan guna-guna (sihir), maka dilakukan pengobatan ritual khusus untuk menyembuhkannya di samping pengobatanKisik-kisik. Seiring dengan itu dilakukan juga pengobatan medis atau obat-obatan tradisional untuk mengobati jasad, yang sudah lemah karena sakit yang diderita seseorang. Dengan demikian, masyarakat Tanjungbalai Asahan selalu memadukan pengobatan secara medis dan pengobatan secara magis melalui dukun atau tabib bagi orang yang sakit. Namun, penekanan ritual Kisikkisik hanya dilakukan ketika seseorang kehilangan gairah hidup, baik itu disebabkan sakit batin maupun sakit fisik.

Penerapan Pelaksanaan Kisik-kisik

Kisik-kisik dapat dilakukan bersamaan dengan ritualjungkit-jungkit, ritualmanyonggot, dan dapat pula dilakukan secara mandiri. Hal itu tergantung kepada besar kecilnya penyakit dan lamanya orang yang sakit serta penilaian seorang tabib atau dukun yang dipercaya. Dalam pada itu, ritual Kisik-kisik juga dilakukan secara beragam tergantung dengan penyakit gaib (batin) yang diderita oleh orang yang sakit dalam pandangan seorang tabib atau dukun.

Demikian juga ritual tersebut dapat berbeda antara satu dukun dengan dukunyang lainnya. Namun perbedaan itu tidak terlalu jauh. Perbedaan itu dimungkinkan karena perbedaan guru yang mengajarkan atau perbedaan informasi gaib yang mereka terima.

Umumnya penyakit yang terkait dengan kehilangansumangat bagi seseorang adalah hilangnyasumangat karena terkejut,shok,mendayu-dayu (berkecil-hati karena keinginan tidak tercapai atau kehilangan gairah), dizalimi orang lain, hilangnyasumangat karena takono (disakiti oleh jin atauorang halus).

Dalam kepercayaan masyarakat Asahan, jin danorang halus dapat menyakiti seseorang disebabkan ia diganggu, baik pribadi, tempat tinggal, atau pun keluarga jin danorang halus tersebut; hilangnyasumangat karena disihir atau diguna-gunai orang lain, seperti penyakitgelang-gelang,polong, atauguno-guno; dan hilangnyasumangat karena kecelakaan kerja atau perkelahian.

Memanggil Tabib dan Dukun

Tata cara pelaksanaanKisik-kisik di dalam masyarakat Asahan dimulai dengan memanggil tabib atau dukun atau juga orang tua yang adipercayai dapat melakukan kisik-kisik . Tabib umumnya adalah orang yang mampu mengobati dengan ramuan-ramuan tradisional dan juga memiliki kemampuanmengobati penyakit gaib (mistis) dengan melakukan islamisasi mantra.

Misalnya, dengan memulai membaca bismillah dansalawat kepada Nabi Muhammad SAW. dan mengucapkan mantra dengan sifat-sifat Allah. Sebagai contoh, mantra pelaris dan pemanis,nukh manjadi sifatulloh, sifat manjadi kalamulloh, hai matohakhi takh pancakhlah diubun-ubunnyo, dio tapandang samuo khajo, dio tapandang samuo sultan-sultan, dio tapandang sakalion manusio, qobul.bakhkat lailaha illolloh Muhammadukhkhsulullah.

Sementara itu, dukun hitam adalah orang yang tetapmempertahankan mantra-mantra nenek moyangnya tanpa melakukan islamisasi. Di antara mantra tersebut ada yang berasal dari mantra batak dan suku lainnya di samping bahasa Melayu Asahan.

Mempersiapkan Ramuan

Mempersiapkan Ramuan Untuk menjelaskan hal ini, langsung diamati proses pra ritualKisik-kisikdilakukan. Sebelum tabib atau dukun datang ke rumah orang yang akan melakukan ritual Kisikkisik, maka tuan rumah sudah menyiapkan alat-alat atau ramuan-ramuan yang akan dipergunakan oleh sang tabib atau dukun.

Di antara ramuan itu adalah (wadah yang terbuat dari batu atau lainnya untuk tempat membakar kemenyan). Di dalam dupa itu dimasukkan bara api, kayu arang dan kemenyan. Kemenyan yaitu sebangsa getah kayu yang sudah membeku. Ketika dibakar akan memberikan aroma wangi yang khas. Kemudian ada juga kunyit yang akan dibelah menjadi 2 bagian oleh tabib/dukun.

Melangsungkan Ritual Pengobatan

Ketika tabib atau dukun datang ke rumah orang yang sakit, maka pihak tuan rumah menyambutnya dan mempersilakan masuk. Sebelum ritual dilakukan, maka tuan rumah menghidangkan minuman dan makanan untuk sang tabib atau dukun. Namun terkadang, hidangan minuman dan makanan untuk dukun atau tabib itu disediakan setelah acara selesai.

Hal ini tergantung kondisi tuan rumah dan waktu yang tersedia. Sebab, sebagian dukun berpendapat bahwa acara ini harus dilakukan pada waktu pagi hari. Oleh sebab itu, pihak keluarga dan para anggota ritual bergegas untuk melakukannya agar jangan terlambat sehingga matahari naik.

Ritual pengobatan dimulai dengan menyuruh orang yang sakit berbaring di atas tikar atau kasur dengan membuka bajunya, baik pasien itu wanita ataupun laki-laki. Namun, jika wanita yang menjadi pasien, para keluarga atau tamu laki-laki akan menghindar dari tempat pengobatan itu.

Sungguh, merupakan sesuatu yang tabu jika laki-laki dewasa ikut dalam acara itu. Namun jika yang sakit seorang laki-laki maka para wanita tidak ditabukan ikut dalam ritual pengobatan. Bahwa ini dimungkinkan pengaruh ajaran Islam yang mengharamkan laki-laki melihat seluruh anggota tubuh wanita yang bukan mahram kecuali muka dan telapak tangan. Sementara aurat laki-laki hanya di antara pusar dan lutut.

Dukun memulai ritualnya dengan memeriksa dan mengumpulkan bahan-bahan pengobatan sesuai dengan urutan yang dinginkannya. Setelah itu ia membaca mantramantra dan menaburkan kemenyan ke dalam dupa. Dengan ditaburkannya kemenyan tersebut, maka ruangan tempat ritual dipenuhi oleh aroma harum semerbak yang mengindikasikan suasana magis, sehingga orang pun larut dalam suasana tersebut.

Untuk Kisik-kisik biasa, tabib atau dukun, mengambil sirih bertemu urat yang sudah dilapis dengan sirih biasa dan ditaburi oleh kapur sirih, pinang, bawang merah, gambir, dan kencur. Lalu ia menancapkan jarum yang diikat dengan benang ke lipatan sirih yang telah disediakan, yaitu berjumlah tiga buah. Selanjutnya, ia mengasapinya dengan asap kemenyan serta membaca mantra-mantra. Ketika sang dukun membaca mantra, maka suasana semakin hening dan diliputi oleh nuansa sakral.

Berikutnya, sang dukun menempelkan daun sirih tersebut ke daun telinga si pasien sembari menjaga agar isi sirih itu tidak tumpah. Ia mengucapkan, gukhuus sumangat, gukhuus sumangat, gukhuus sumangat, kambali sumungat ka badan. Ia juga membunyikan suara seperti suara tikus ketika ia menyentuh daun kuping pasien. Ritual selanjutnya, dukun membaca mantra dan mengangkat dupa serta mengelilingkannya ke tubuh si pasien. Ia juga mengangkat mangkok putih yang berisi telur dan mengasapinya dengan asap dupa.

Sejenak setelah itu, sang dukun mengambil sedikit beras yang ada di dalam mangkok putih. Selanjutnya, para tamu atau orang-orang yang menyaksikan juga bergiliran mengambilnya. Lalu, setiap orang yang hadir di tempat itu menghitung jumlah butiran beras yang ia ambil dari mangkok putih tersebut. Jika jumlah butiran yang ia ambil itu ganjil, maka ia harus mengulang lagi untuk mengambil tambahannya sehingga jumlahnya genap.

Namun, jika beras yang diambil itu sudah genap, maka ia harus menyerahkannya kepada dukun. Ketika semua hadirin sudah menyerahkan kepada dukun, maka dukun pun menaburkan butiran-butiran beras itu kepada pasien seraya mengatakan, gukhuus sumangat, balek sumangat ka badan.

Setelah itu, dukun memasukkan satu bagian sirih ke mulutnya, sebelumnya terlebih dahulu mencabut jarum dan benang dari sirih itu. Lalu ia mengeluarkannya kembali setelahia melumatkan dengan giginya. Sirih yang sudah dilumatkan itu di oleskan ke kening pasien, tulang belakang, dada, bahu, siku, lutut, dan ibu jari kaki.

Dua bagian sirih yang belum dilumatkan sang dukun disimpan agar pada siang dan sore harinya dapat dilakukan sendiri oleh pihak keluarga. Ritual berikutnya adalah mengikat benang ke tangan orang yang sakit. Ketika, benang sudah diikatkan, maka selesailah acara Kisik-kisik tersebut.

Tempat dan Waktu Survey

Tempat penelitian: Desa Lubuk Palas,Kecamatan Silalaut Kabupaten Asahan.

Waktu Penelitian : Jumat,06 Maret 2020

Subjek Survey

Bapak abdurahman selaku salah satu orang yang dipercayai dapat meyembuhkan kisik-kisik.

Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data menggunakan wawancara langsung dengan bapak abdurahman dan pemberian angket kepada masyarakat sekitar terkait penerapan kisik-kisik di Desa Lubuk Palas,Kecamatan Silalaut Kabupaten Asahan pada Era Sekarang.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif dan kualitiatif dengan menghitung jumlah pernyataan iya atau tidak dari setiap masyarakat yang menjawab pertanyaan dari angket tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Apakah bapak/Ibu masihpercaya dengan pengobatan kisik-kisik yang ada dikampung ini ?

Jawaban :

Dari hasil penelitian kami dari 15 warga yang menjawab rata-rata semuanya masih mempercayai pengobatan kisik-kisik ini karena menurut mereka pengobatan ini memang sangat bermanfaat bagi mereka walaupun zamannya sudah berganti menjadi lebih moderen.

Menurut bapak/ibu sebagi warga yang ada dikampung ini dan sebagai warga muslim .apakah pengobatan ini tidak memnyimpang ?

Jawaban :

Dari hasil penelitian kami dari 15 warga yang menjawab rata-rata semunya mengatakan bahwa pengoabtan ini tidak menyimpang,karena menuru mereka pengobatan ini masih sah-sah saja dilakukan dan juga efeknya sangat positif yaitu bisa mnyembuhkan jadi tidak ada hal yang menurut mereka menyimpang.

Apakah pengobatan kisik-kisik ini dapat menyembuhkan penyakit yang diderita?

Jawaban :

Dari hasil penelitian kami dari 15 warga yang menjawab rata-rata tidak semua penyakit dapat disembuhkan oleh pengobatan ini,karena setiap orang memiliki kecocokannya masing-masing katanya,menurut bapak Rusli salah satu warga kampung tersebut.

Apakah anggota keluarga bapak/ibu masih melakukan pengobatan kisik-kisik sampai sekarang ?

Jawaban :

Dari hasil penelitian kami dari 15 warga yang menjawab rata-rata masih karena hampir dari mereka semua sudah melakukan pengobatan ini sejak usia anak-anak hingga dewasa.

Apakah bapak/ibu merasa terbantu dengan adanya pengobatan kisik-kisik ini?

Jawaban :

Dari hasil penelitian kami dari 15 warga yang menjawab rata-rata yah mereka sangat terbantu karena jika ada anggota keluarga yang sembuh mereka sangat bersyukur.

Pada masa sekarang ini bapak/ibu lebih percaya menggunakan pengobatan kisik-kisik daripada kedokter ?

Jawaban :

Dari hasil penelitian kami dari 15 warga yang menjawab rata-rata mereka memang masih sangat mempercayai pengobatan kisik-kisik ini,tetapi untuk era sekarang banyak dari mereka lebih memilih kedokter karena mengingat proses pengobatan kisik-kisik ini memakan waktu yang cukup lama dan harus menyediakan bahan-bahan yang diperlukan,berbeda halnya dengan ke dokter yang tak perlu menyediakan apa-apa.

Apakah memang benar salah satu penyebab penyakit yang disembuhkan oleh pengobatan kisik-kisik itu disebabkan oleh gangguan mahkluk halus/gaib ?

Jawaban :

Dari hasil penelitian kami dari 15 warga yang menjawab rata-rata memang benar pengaykit yang disembuhkan oleh kisik-kisik adalah penyakit yang terkena ganguan pada mahluk halus,terlebih lagi anak kecil yang sangat mudah digangu.

Apakah warga disini ada yang menolak pengobatan kisik-kisik yang ada dikampung ini?

Jawaban :

Dari hasil penelitian kami dari 15 warga yang menjawab rata-rata mereka tidak menolak pengoabtan kisik-kisik dikampung mereka karena menurutnya pengobatan itu memnag sudah ada sejak lama,walaupun tahun semakin canggih kembali lagi kepada masyarakatnya dimana ia amu berobat itu hak dia.

Menurut bapak/ibu pengobatan kisik-kisik diperbolehkan dalam ajaran islam ?

Jawaban :

Dari hasil penelitian kami dari 15 warga yang menjawab rata-rata mereka menjawab selagi pengoabtan ini tidak menyimpang maka sah-sah saja,memnag awalnya penerapan kisik-kisik ini menuju ke hal-hal mistis namun pada era sekarang pengobatan ini lebih menggunakan bahan-bahan yang sederhana tidak mengandung unsur sara yaitu kunyit dan kabur dimana kedua bahan tersebut masih dalam konteks yang wajar .

Menurut bapak/ibu apakah setelah melakukan pengobatan kisik-kisik ada efek samping dari pengobatan tersebut ?

Jawaban :

Dari hasil penelitian kami dari 15 warga yang menjawab rata-rata mereka menjawab tidak ada efek samping,hanya saja jika pengoabtan ini berhasil maka sesorang yang sakit lebih bertambah bersemangat dari sebelumnya.

SIMPULAN

RitualKisik-kisik tersebut berawal dari kepercayaan animisme yang menjadi anutan nenek moyang orang-orang Tanjungbalai Asahan. Namun ia tetap dipraktikkan kendatipun mereka telah memeluk Islam, di dalam Islam konsep tentangsumangat itu tidak ditemukan. Ini menunjukkan bahwaKisik-kisik tidak dijadikan sebagai pengamalan agama Islam, namun hanya sebagai ritual magis.

Namun magis ini telah diadaptasikan dengan ajaranajaran Islam, khususnya tentang mantra-mantra yang dibaca. Dari indikasi-indikasi sosial bahwa ritual ini tetap dilanggengkan para dukun karena mereka mendapat keuntungan dari ritual-ritual seperti ini. Setiap kali mereka melaksanakannya, maka mereka mendapat imbalan yang memadai untuk menopang kehidupan mereka yang miskin.

Ritual Kisikkisik ini diprediksikan akan tetap berlangsung karena telah menjadi bagian dari budaya masyarakat, yaitu hidup didalam praktik dan exist di dalam pemikiran mereka. Namun dapat juga diprediksikan adanya perubahan-perubahan dalam menerapkan ritual tersebut karena terkait dengan adaptasi-adaptasi dengan ajaran Islam dan kondisi masyarakat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image