Senin 26 Apr 2021 02:59 WIB

Akhirnya, 53 Awak KRI Nanggala-402 On Eternal Patrol

KRI Nanggala-402 karam pada kedalaman 838 meter dan terbelah jadi tiga bagian.

FOTO ARSIP - Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.
Foto: SYAIFUL ARIF/ANTARA
FOTO ARSIP - Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Akhirnya, keberadaan 53 awak kapal selam bersejarah itu pun dinyatakan 'On Eternal Patrol', sebuah istilah dalam kemaritiman yang berarti pergi untuk tugas patroli selamanya dan tidak akan kembali. Setelah proses pencarian sejak hilang kontak pada Rabu (21/4) dinihari, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto pun menyatakan 53 awak kapal KRI Nanggala-402 telah gugur dalam tugas.

Saat jumpa pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Ahad (25/4) petang, Panglima TNI menyatakan 53 prajurit terbaik Hiu Kencana itu telah gugur dalam penugasan di perairan utara Bali. Kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata. Kapal hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.

Sebelumnya pada Sabtu (24/4), Panglima TNI mengatakan status KRI Nanggala-402 telah menjadi subsunk (tenggelam) setelah tim pencari melakukan pencarian selama 72 jam. Sabtu itu adalah pencarian hari ketiga sejak KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak pada Rabu (21/4) dini hari di perairan sisi utara Pulau Bali.

Sabtu pagi juga merupakan batas akhir life support berupa ketersediaan oksigen bagi kru KRI Nanggala, yakni 72 jam, jika listrik dalam kapal mati total (blackout). Hingga akhirnya, keberadaanya diketahui pada Ahad (25/4) itu.

photo
Yayak Dwi Ernawati (46) ibu mertua dari Serda Pandu Yudha Kusuma awak KRI Nanggala 402 mengusap air mata di rumahnya di Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/4/2021). Keluarga awak KRI Nanggala 402 yang hilang kontak saat menggelar latihan penembakan rudal di laut utara Bali pada Rabu (21/4) itu berkumpul menggelar doa bersama agar pencarian tim SAR diberikan kemudahan. - ( ANTARA/Budi Candra Setya)

"Dengan kesedihan yang mendalam selaku Panglima TNI, saya nyatakan bahwa 53 personel yang ada di KRI Nanggala-402 telah gugur. Prajurit-prajurit terbaik Hiu Kencana telah gugur saat melaksanakan tugas di perairan Utara Bali," katanya.

Baca juga : AHY Harap Pemerintah Perhatikan Keluarga Awak KRI Nanggala

Ia mengatakan bahwa KRI Nanggala-402 dinyatakan telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur diperkuat dengan penemuan bukti-bukti otentik setelah dilakukan pemindaian secara akurat. "KRI Rigel telah melakukan pemindaian cara lebih akurat di lokasi tersebut menggunakan multibeam sonar dan magneto meter dan telah menghasilkan citra bawah air yang lebih detil. MV Swift Rescue telah menurunkan ROV untuk memperkuat citra bahwa air secara visual menggunakan kamera," katanya.

Dari hasil pemindaian tersebut dikonfirmasi sebagai bagian dari KRI Nanggala-402 meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar bagian luar badan, tekan kemudi selam timbul bagian kapal yang lain, termasuk baju keselamatan awak kapal MK11. "Atas nama seluruh prajurit dan keluarga besar prajurit selaku Panglima TNI, saya sampaikan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga prajurit yang gugur. Semoga Tuhan Yang Maha Besar memberikan keikhlasan kesabaran dan ketabahan rasa duka cita tersebut," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement