Ahad 25 Apr 2021 22:10 WIB

Moeldoko: Baterai Ialah Masa Depan, Masa Depan Ialah Baterai

Indonesia kaya akan sumber daya alam untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.

Pengunjung mengamati mobil-mobil yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/4/2021). Presiden Joko Widodo menyatakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) telah membuat angka pesanan pembelian atau
Foto: SIGID KURNIAWAN/ANTARA
Pengunjung mengamati mobil-mobil yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/4/2021). Presiden Joko Widodo menyatakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) telah membuat angka pesanan pembelian atau

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbicara mengenai prospek industri kendaraan listrik, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bagi Indonesia baterai merupakan masa depan dan masa depan adalah baterai. Pasalnya, negara ini kaya akan sumber daya alam untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.

"Saya ingin menyampaikan angan-angan saya sejak saya menjabat di gubernur Lemhanas pada 2012 lalu, saya berpikir bahwa baterai lithium adalah masa depan dan masa depan adalah baterai dan itu sudah saya pikirkan sejak 2012 yang lalu," ungkap Moeldoko pada saat deklarasi Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) di IIMS Hybrid 2021, Ahad (25/4).

Baca Juga

Untuk mengejar mimpi Indonesia yang bersih dari polusi, dan menghasilkan kendaraan listrik di dalam negeri, Moeldoko lantas berangkat ke China untuk meninjau langsung pabrik-pabrik di sana. "Setelah itu, saya diajak teman saya dari BPPT dan ITB ke Shanghai, untuk lihat baterai listrik. Pada saat saya ke sana, saya melihat pabrik baterai listrik. Saya melihat mobil listrik dan saya merenung, kalau seperti ini saya juga bisa bangun di Indonesia," kata Moeldoko.

Setelah itu, Moeldoko langsung mengirimkan tim mereka untuk belajar dan menimba ilmu di China mengenai baterai. Setelah sukses menimba ilmu mengenai baterai kendaraan listrik, Moeldoko lantas membuat perusahaan.

 

"Melalui perdebatan panjang, teman saya yang dari China menyerah dan mau bekerja sama dengan saya. Saya kirim tim berpuluhan kali ke China dan begitu juga China ke Indonesia sebanyak kurang lebih 30 kali untuk melakukan studi," jelas Moeldoko.

Produksi pertama bus listrik yang dibuat PT MAB yang didirikan oleh Moeldoko adalah dengan menggunakan casis atau kerangka dari kendaraan Mercedes-Benz sebagai proyek rekayasa. "Kita dulu potong casis dari mobil Mersi yang sudah disetujui untuk proyek rekayasa, dan waktu itu kita hanya ingin bagaimana Indonesia punya kendaraan listrik dan kita beranikan maju dengan segala risikonya," ucap Moedoko menambahkan.

Hingga saat ini, PT MAB sudah menghasilkan kendaraan bus listrik generasi ke lima dengan kenyamanan dan keamanan yang sudah jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Bus listrik buatan PT MAB mampu menjelajah hingga 250 km dengan sekali pengisian daya baterai penuh, dan kemampuan kecepatan maksimal 70 km per jam. Baterai bus listrik PT MAB bisa diisi penuh dalam waktu 3 jam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement