Ahad 25 Apr 2021 19:37 WIB

Kerja Sama Pangan Antardaerah, DKI Balas Budi ke Petani

Anies tidak ingin petani terus menjadi yang paling akhr menikmati nilai tambah.

Rep: Febryan. A/ Red: Ratna Puspita
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Bupati Ngawi, Ony Anwar, menandatangani perjanjian kerja sama hasil pertanian di Kecamatan Geneng, Ngwai, Ahad (25/4). Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (kiri) turut menyaksikan penandatanganan itu. 
Foto: Pemprov DKI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Bupati Ngawi, Ony Anwar, menandatangani perjanjian kerja sama hasil pertanian di Kecamatan Geneng, Ngwai, Ahad (25/4). Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (kiri) turut menyaksikan penandatanganan itu. 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya melakukan kerja sama bidang pemenuhan pangan dengan dua daerah. Gubernur Anies menyebut, selain bertujuan mencukupi stok pangan Ibu Kota, kerja sama ini juga merupakan bentuk balas budi kepada petani. 

"Tujuan kita dari kerja sama ini adalah satu, pemenuhan kebutuhan pangan di Jakarta terpenuhi dengan baik. Kedua, para petani memiliki sistem kerja yang memungkinkan mereka meningkat kesejahteraannya sehingga petani kita tidak terus menjadi yang paling akhir menikmati nilai tambah dari kegiatan produksi beras,” kata Anies usai menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pemkab Ngawi di Ngawi, Ahad (25/4). 

Baca Juga

Anies mengatakan kerja sama ini adalah bentuk balas budi warga Jakarta kepada para petani. Sebab, petani di daerah lah yang menyediakan pangan bagi warga Ibu Kota selama ini. 

"Jakarta memiliki ketergantungan yang amat tinggi kepada produk pertanian dari luar Jakarta dan tidak ingin hanya menerima berasnya dengan kualitas baik, tetapi tak memikirkan kesejahteraan petaninya,” ucap Anies. 

 

Anies menjelaskan, upaya balas budi itu terwujud dalam skema kerja sama yang diterapkan. Dua di antaranya adalah contract farming dan sistem resi gudang (SRG). 

SRG membuat petani tak perlu buru-buru menjual harga gabah mereka sewaktu harga rendah. Mereka bisa menyimpan hasil panen di gudang SRG. 

Hal ini bermanfaat karena biasanya saat panen raya, gabah kering panen dihargai sangat murah. Dengan penyimpanan di gudang SRG, petani bisa menjual hasil panennya saat harga sudah baik.  

Selama hasil panen mereka disimpan di gudang SRG, para petani akan mendapat resi. Dari resi itu, petani bisa menjaminkan ke bank yang dipilih untuk mendapatkan pinjaman sebagai modal usaha untuk biaya tanam di musim berikutnya. 

"Ini bentuk kita ucapkan terima kasih, balas budi kepada para petani yang sudah menyiapkan pangan bagi kami yang tinggal di perkotaan,” kata Anies lagi. 

Gubernur Anies menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Pemkab Ngawi di Ngawi, Ahad (25/4). Kerja sama ini dilaksanakan Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Food Station Tjipinang Jaya. Sedangkan Pemkab Ngawi melalui Daya Tani Sembada dan Kelompok Tani Sido Rukun yang berbasis di Kecamatan Geneng.  

Salah satu poin kerja sama adalah melaksanakan sistem resi gudang. Sistem ini bisa menyimpan rata- rata 600 ton gabah dan ditargetkan bisa hingga 1.000 ton pada 2021. 

PT Food Station sebelumnya juga sudah menjalin kerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Makmur Cilacap, Jawa Tengah, terkait contract farming. Kolaborasi ini diinisiasi pada tahun 2018 dengan areal sawah seluas 250 hektar; pada tahun 2019 bertambah seluas 500 hektar; dan tahun 2020 seluas 850 hektar.

Pada 2021, kerja sama ini direncanakan bisa terlaksana di areal sawah seluas 1.000 hektar. Diharapkan produktivitas-nya rata-rata 5,7 ton/hektar dan memberikan potensi hasil 5.700 ton Gabah Kering Panen (GKP). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement