Ahad 25 Apr 2021 04:13 WIB

China Rilis Radar Pendeteksi Pesawat Siluman

Sistem radar baru dapat secara bersamaan mendeteksi dan melacak target termasuk rudal

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Militer Cina (ilustrasi)
Foto: EPA/IGOR KOVALENKO
Militer Cina (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah meluncurkan radar canggih baru yang dapat mendeteksi pesawat siluman, termasuk drone, serta rudal jelajah terbang rendah. Negara itu terus secara agresif meningkatkan kemampuan tempurnya dan mempersiapkan militernya di tengah ketegangan yang muncul di wilayah tersebut.

Laporan publikasi pemerintahan China Global Times, produk bintan di pameran Nanjing yang berakhir pada Sabtu (24/4), adalah radar portabel dan multiguna pertama di negara itu. Alat ini dapat dibawa oleh seorang tentara. Peralatan tersebut dijuluki "terminator drone" karena kemampuannya untuk mendeteksi target kecil dan lambat yang menyatu di bawah gelombang kebisingan yang kuat dengan terbang dekat ke tanah.

Baca Juga

Menurut pengembang milik negara, Institut Riset No 14 dari China Electronics Technology Group Corporation (CETC), alat bernama "radar YLC-48 dapat secara efektif mendeteksi dan melacak target yang masuk dari sudut mana pun. Radar menggunakan sirkuit terintegrasi digital dan dapat dipasang pada semua jenis platform senjata ringan. 

Alat ini pun dapat melakukan misi dalam segala kondisi cuaca dan dapat dengan cepat dikerahkan serta ditarik. Lembaga tersebut juga dilaporkan telah mengembangkan Sistem Pertahanan Anti-UAV (AUDS) untuk radar. Upaya ini pun meningkatkan kemampuan pertahanan negara di wilayah sensitif.

China juga telah meningkatkan penggunaan kendaraan udara tak berawak, serta kemampuan radar anti-drone. Sistem radar anti-drone lain yang pertama kali muncul di publik adalah S-band 3D TWA, radar pengintai ketinggian rendah.

Menurut Global Times, sistem radar baru dapat secara bersamaan mendeteksi dan melacak target termasuk rudal jelajah terbang rendah, pesawat tempur, dan drone kecil. "Itu akan dikerahkan di lokasi-lokasi utama seperti kota, pembangkit nuklir dan fasilitas militer," kata pengembang itu seperti dikutip dari laporan itu.

Direktur Institut Riset No 14 yang mengembangkan radar, Hu Mingchun, mengatakan sistem baru itu diperlukan untuk menangani target di ketinggian rendah, kecil, dan lambat. Sistem radar baru yang dikembangkan oleh China ini dianggap lebih unggul dari negara lain.

Peralatan radar lain yang diperkenalkan di pameran tersebut adalah YLC-8E, yang bahkan dapat mendeteksi pesawat siluman paling canggih. Ada pula KLJ-7A, radar udara pertama China yang tersedia untuk dijual ke negara lain.

Ketika pandemi virus korona mengamuk di seluruh dunia dalam satu tahun terakhir, ketegangan juga telah muncul di wilayah tersebut karena berbagai masalah. Peristiwa paling besar ketika China terjadi bentrokan politik dengan Amerika Serikat (AS).

Washington dan Beijing tetap berselisih mengenai kebijakan China di Hong Kong dan perlakuannya terhadap orang Uighur di wilayah barat laut Xinjiang. China juga khawatir dengan meningkatnya kedekatan antara AS dan Taiwan, yang dianggap sebagai provinsi pemberontak.

Tahun lalu, China mengancam untuk membuat tanggapan yang sah dan perlu setelah AS menyetujui penjualan sistem senjata canggih senilai 1,8 miliar dolar AS ke Taiwan. Beijing pun telah melakukan latihan militer yang melibatkan kapal induknya di perairan dekat Taipei dan mengarahkan pesawatnya di zona pertahanan udara Taiwan (ADIZ) hampir setiap hari. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement