REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 24 siswa 6E SD Bosowa Bina Insani Program Inter mengikuti Primary Cambridge Checkpoints 2021. Kegiatan itu dilaksanakan selama tiga hari, 19-21 April 2021.
Dalam pesannya, Kepala SD Bosowa Bina Insani, Dr M Sudrajat MPdI menyampaikan, pertama, selamat kepada semua siswa SD Bosowa Bina Insani Bogor yang telah mengikuti Primary Checkpoints. Semoga meraih hasil yang diharapkan.
Kedua, waktu pelaksanaannya pada bulan suci Ramadhan. “Insya Allah seluruh siswa mampu menyelesaikan dengan mudah karena kecerdasan spiritual pada saat puasa akan mendorong konsentrasi berpikir yang lebih fokus,” kata Sudrajat seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ketiga, kata Sudrajat, dengan dilaksanakan secara luring bagi sekolah memiliki nilai mental dan support sarana prasarana sebelum Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang insya Allah akan dimulai pada tahun ajaran baru nanti.
Adapun persyaratan mengikuti Checkpoints yakni seluruh peserta wajib melaksanakan swab antigen. Tidak hanya itu, para pengawas dan panitia juga wajib melakasanakan swab antigen sebagai bentuk persyaratan patuh pada protokol kesehatan. Kemudian, para orangtua wajib mengisi persetujuan penyelenggaraan ujian dalam bentuk kuesioner online yang sudah dikirim oleh pihak sekolah sebelumnya.
“Bosowa Bina Insani merupakan salah satu Cambridge Center untuk ujian sejak 2014 (secondary) dan 2016 (primary),” ujar Sudrajat.
Ujian diselenggarakan mulai hari Senin sampai Rabu, 19-21 April 2021. Pada hari pertama ujian, Senin (19/4), dengan subjek English as a Second Language (ESL) sebanyak tiga papers. Sementara di hari ke-2, Selasa (20/4), dengan subjek Mathematics sebanyak dua papers. “Dan di hari terakhir, Rabu (21/4), yakni subjek Science sebanyak dua papers,” tuturnya.
Sudrajat mengemukakan, dikarenakan masih suasana pandemi dan sekolah harus menyelenggarakan prokes yang sangat ketat, maka dalam satu ruangan hanya ada enam peserta ujian dan satu pengawas saja dengan jarak yang jauh. Tidak hanya itu, sebelum masuk dan setelah selesai ujian, peserta wajib diperiksa suhu tubuh dan dicatat oleh panitia.
“Selain itu penggunaan masker dan selalu cuci tangan menjadi hal yang wajib dilakukan,” paparnya.
Di setiap ruangan selalu tersedia hand sanitizer dan ada panitia yang bertugas. Adapun jumlah ruangan yang disediakan berjumlah delapan. “Yakni, empat ruang ujian dan empat ruang tunggu yang diberi batas akrilik,” ujar Sudrajat.