Sabtu 24 Apr 2021 14:54 WIB

OJK Catat Keuangan Berkelanjutan Capai Rp 916,6 Triliun

OJK dorong sektor jasa keuangan tingkat pembiayaan berkelanjutan atau green financing

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso. Wimboh Santoso mengatakan sektor jasa keuangan merupakan motor penggerak dalam pembiayaan berkelanjutan.
Foto: Antara/Humas OJK
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso. Wimboh Santoso mengatakan sektor jasa keuangan merupakan motor penggerak dalam pembiayaan berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat realisasi keuangan berkelanjutan Indonesia atau green financing sebesar Rp 916,6 triliun per 22 April 2021. Adapun jumlah itu terdiri atas global sustainability bond sebesar Rp 11,35 triliun, green and gender bond sebesar Rp 59,9 triliun, green loans sebesar Rp 809,75 triliun, dan blended finance sebesar Rp 35,6 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, sektor jasa keuangan merupakan motor penggerak dalam pembiayaan berkelanjutan. “OJK mendorong sektor jasa keuangan, baik perbankan, industri keuangan nonbank, dan pasar modal melalui green financing," ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Sabtu (24/4).

Menurutnya, OJK berupaya mendorong keuangan berkelanjutan lewat berbagai langkah dan kebijakan. Pertama, meluncurkan inisiatif keuangan berkelanjutan, khususnya yang telah dituangkan dalam roadmap keuangan berkelanjutan tahap II (2021-2025).

Selanjutnya, mendukung task force on climate Indonesia-Amerika Serikat dan menjadi bagian dari task force 4 (TF 4) Sustainable and Blended Finance for Our Common Future. Adapun langkah kerja sama ini untuk mendorong ketersediaan pembiayaan dari aspek teknologi dan akses pengembangannya.

Beberapa kerja sama yang telah dijalin, antara lain, program capacity building bagi Lembaga Jasa Keuangan (LJK), khususnya sektor energi bersih dengan USAID, serta kerja sama pengembangan pilot project Bali Center for Sustainable Finance (BCSF) antara OJK dan Universitas Udayana.

Di samping itu, OJK akan menciptakan skema pembiayaan inovatif untuk mendukung keuangan berkelanjutan dan perwujudan target transisi pembiayaan konvensional ke green/sustainability project, serta mendukung skema blended finance di Indonesia.

OJK, Wimboh menambahkan, juga telah menginisiasi pengembangan taksonomi hijau Indonesia yang dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga terkait dan terlibat aktif sebagai anggota dalam ASEAN taxonomy board untuk mengembangkan taksonomi keuangan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.

Di luar itu, upaya lain yang dilakukan OJK untuk mengembangkan sustainable business model pilot project sektor pariwisata dan perikanan, mengembangkan pusat informasi keuangan berkelanjutan SF information hub, berpartisipasi berbagai forum internasional, serta mengoptimalkan pemanfaatan pendanaan internasional. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement