REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah ﷻ memudahkan adanya buah-buahan di Makkah. Kota Makkah al-Mukarramah menjadi di antara permukaan bumi yang dianugerahkan keutamaan baginya.
Dikutip dari buku Bekal Haji karya Ustaz Firanda Andirja, Allah Ta'ala berfirman,
... اَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَّهُمْ حَرَمًا اٰمِنًا يُّجْبٰٓى اِلَيْهِ ثَمَرٰتُ كُلِّ شَيْءٍ رِّزْقًا مِّنْ لَّدُنَّا وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
"... Bukankah Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam tanah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) sebagai rezeki (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui" (QS Al-Qashas ayat 57).
Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan berkata,
و هذا من لطفه تعالى وكرمه ورحمته وبركته: أنه ليس في البلد الحرام مكة شجرة مثمرة، و هي تجبى إليها ثمارات ما حولها، استجابة لخليله إبراهيم عليه الصلاة و السلام
"Inilah kebaikan Allah Ta'ala: kedermawanan, kasih sayang, dan keberkahan-Nya, yaitu di tanah haram Makkah tidak ada pohon yang tumbuh, tetapi didatangkan buah-buahan ke kota Makkah dari sekeliling Kota Makkah sebagai bentuk pengabulan doanya Ibrahim Alaihissallam, sang kekasih Allah" (Tafsir Ibnu Katsir).