Jumat 23 Apr 2021 23:42 WIB

Benarkah Nabi Yahya Dibunuh Seorang Perempuan?

Tak ada riwayat kuat tentang penyebab terbunuhnya Nabi Yahya

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Tak ada riwayat kuat tentang penyebab terbunuhnya Nabi Yahya. Ilustrasi Padang Pasir
Foto: Pixabay
Tak ada riwayat kuat tentang penyebab terbunuhnya Nabi Yahya. Ilustrasi Padang Pasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ulama saling berselisih pendapat mengenai kabar wafatnya Nabi Zakaria dan putranya Nabi Yahya. Apakah wafatnya Nabi Yahya benar-benar disebabkan perempuan ataukah justru disebabkan hal lain?

Nabi Yahya merupakan putra Nabi Zakaria yang dihadirkan Allah SWT pada usia Nabi Zakaria yang tak muda. Meski demikian, Nabi Yahya mendapatkan pendidikan keimanan yang baik dari sang ayah, dan dia juga terbukti sebagai pribadi yang mengamalkan nilai-nilai dalam Taurat.

Baca Juga

Dilansir di Masrawy, Jumat (23/4), Ibnu Katsir menyebutkan bahwa di awal dan di akhir dari Wahab bin Munabih, sebagaimana disebutkan Ath Thabari bahwasannya kerusakan/kejahatan awal Bani Israel adalah dengan dibunuhnya Nabi Zakaria.

Dan kejahatan kedua yang dilakukan adalah membunuh Nabi Yahya. Dan kisah mengenai terbunuhnya kedua Nabi saleh itu tidak memiliki catatan yang utuh dan menimbulkan banyak pendapat.

Adapun Alquran telah mengulang-ulang mengenai kabar pembunuhan yang dilakukan Bani Israel kepada para Nabi dengan cara yang tidak adil dan tidak dibenarkan. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Ali Imran penggalan ayat 112: 

ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ “Dzalika bi-annahum kaanu yakfuruna bi-aayatillahi wa yaqtulunal-anbiyaa-a bighairi haqqin. Dzalika bimaa ashaa wa kaanuu ya’tadun.”  

“Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” Dan dalam ayat lainnya, Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 87: 

أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَىٰ أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ “Afakullama jaa-akum Rasulun bimaa laa tahwa anfusukumustakbartum fafariqan kadzabtum wa fariqan taqtulun.” 

 “Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul yang membawa suatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong? Maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?” Dalam Surat Al Baqarah ayat 91, Allah berfirman: 

 قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ “Qul falima taqtuluna anbiyaa-allahi min qablu in kuntum mukminin.”  Yang artinya: “Katakanlah: mengapa kamu dahulu membunuh Nabi-Nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?” 

Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah menyebutakan bahwa keduanya (Nabi Zakaria dan Nabi Yahya) dibunuh di hadapan kekuasaan pemerintahan Bani Israel. Namun disebutkan pula bahwa kabar tersebut lemah dan dikaitkan dengan banyaknya penyangkalan terhadap pendapat ini.

Dan dari sejumlah jejak sejarah yang dikabarkan  para sahabat dan tabiin, bahwa pembunuhan terhadap kedua Nabi tersebut, sebagaimana yang disebutkan pula oleh Ath-Thabari dan Ibnu Katsir yang rujukannya berasal dari Ahli Kitab, bahwa di antara pendapat mereka, yang paling otentik adalah yang dikatakan Ibnu Abi Shaibah.

Bahwa dari Urwah bin Zubair, dia berkata: “Nabi Yahya bin Zakaria tidak dibunuh kecuali oleh seorang wanita pelacur yang berkata kepada sahabatnya, ‘Aku tidak ridha terhadap engkau sampai engkau datang kepadaku dengan kepalanya (Nabi Yahya)’. Kemudian dia pergi dan membawakan wanita tersebut kepala Nabi Yahya di dalam sebuah bak (wadah).” 

Inilah salah satu rujukan bagi sebagian ulama yang berpendapat bahwa wafatnya Nabi Yahya disebabkan pembunuhan yang didalangi seorang wanita pelacur. Namun bagaimanapun dijelaskan, para ulama bersepakat tidak menemukan satu pun rujukan dalil ataupun jejak sejarah yang mengaitkan bahwa Nabi Yahya telah diangkat ke langit sebagaimana yang terjadi oleh Nabi Isa AS. Artinya jelas bahwa satu-satunya Nabi yang diangkat ke langit adalah hanya Nabi Isa AS.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement