Sabtu 24 Apr 2021 05:10 WIB

Kisah Pedagang Utsmaniyah yang Pergi Haji dari Cape Town

Kisah tersebut mengaitkan hubungan sejarah Cape Town dan Utsmaniyah.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Agung Sasongko
Suasana kesibukanperdagangan pada masa Ottoman.
Foto: google.com
Suasana kesibukanperdagangan pada masa Ottoman.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan kisah bajak laut dan perbudakan yang mengkaitkan hubungan sejarah antara Cape Town dan Utsmaniyah pada abad ke-18. Penelitian tersebut digagas Pakar Studi Afrika Universitas Cape Town (UCT), Dr Halim Gencoglu dan mantan mahasiswanya, Abdud Daiyaan Petersen.

Penelitian tersebut mengungkap kisah seorang budak, Carel Pelgrim yang pergi haji. Budak itu diketahui merupakan pedagang Utsmaniyah bernama Hadje Gasanodien yang ditangkap bajak laut di Maputo, Mozambik pada 1772. Oleh bajak laut, Gasanodien dijual sebagai budak.

Baca Juga

 

Kisah ini merupakan pendalamanan sejarah Islam di Cape Town dan hubungannya dengan Utsmaniyah. Sejumlah informasi dikumpulkan baik dari keturunan langsung Hadje Gasanodien dan keluarga sejarawan Utsmaniyah, Mahmud Fakih Effendi.

 

Awalnya, para peneliti berhasil mengidentifikasi Carel dari lukisan koleksi William Fehr di Benteng Tanjung Harapan. “Lukisan Hadje Gasanodien alias Carel Pelgrim dan istrinya Nasea dilukis oleh George French Angas,” kata Gencoglu, dilansir News24, Jumat (23/4).

Angas (1822–1886) adalah seorang pelukis Inggris yang tercatat melakukan perjalanan ke Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Setiap wilayah, dia dokumentasikan melalui lukisannya. Lukisan Gasanodien dan Nasea diyakini adalah lukisan seorang Muslim dari CapeTown, Afrika Selatan di awal abad ke-19.

Dari penelitian arsip yang dilakukan diketahui bahwa Carel lahir sekitar tahun 1785. Carel tinggal di rumah miliknya di Jalan Buitengracht dan meninggal di sana pada tahun 1863.

“Gasanodien adalah seorang Vryezwarten (budak yang dibebaskan) dan menggunakan nama Carel setelah dia dibebaskan, seperti yang dilakukan kebanyakan Vryezwarten. Karena hal itu membuat hubungan dengan penjajah menjadi lebih mudah bagi mereka,” ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement