Jumat 23 Apr 2021 21:55 WIB

PSGPA Uhamka Segera Luncurkan Sekolah Perempuan Uhamka

Sekolah Perempuan Uhamka  beranggotakan istri Civitas Akademika Uhamka.

Bertepatan dengan Hari Kartini, pada Rabu (21/4), PSGPA Uhamka  melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan dosen dan civitas akademika, terkait recana pendirian Sekolah Perempuan Uhamka.
Foto: Dok Uhamka
Bertepatan dengan Hari Kartini, pada Rabu (21/4), PSGPA Uhamka melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan dosen dan civitas akademika, terkait recana pendirian Sekolah Perempuan Uhamka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Visi Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (PSGPA Uhamka) yaitu menjadi pusat studi yang unggul dalam melakukan terobosan pengarusutamaan gender dan perlindungan anak di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakarat dan Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIKA). Berdasarkan visi tersebut,  Uhamka  melalui PSGPA akan mendirikan Sekolah Perempuan Uhamka yang beranggotakan istri Civitas Akademika Uhamka  yang mengusung beberapa muatan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan pada kondisi sekarang ini. 

Bertepatan dengan Hari Kartini, pada hari Rabu tanggal 21 April 2021, PSGPA Uhamka  melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan dosen dan civitas akademika yang juga merupakan aktivis di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dr Bunyamin MPd selaku wakil rektor IV menyatakan bahwa pendirian Sekolah Perempuan Uhamka  merupakan insiatif yang sangat bagus mengingat peran seorang ibu sebagai “Al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq.” Ibu adalah sekolah utama, bila kita mempersiapkannya, maka kita telah mempersiapkan generasi terbaik.

Pendirian Sekolah Perempuan Uhamka  juga mendapat dukungan penuh dari Dr Lelly Qodariah MPd selaku wakil rektor III yang juga merupakan ketua Komunitas Aisyiyah Uhamka. 

 Dalam sambutannya, Prof  Dr  Yoce Aliah Darma MPd  selaku ketua PSGPA Uhamka  menyampaikan bahwa perempuan berdaya adalah kunci keberhasilan pembangunan sebuah negara, terutama dalam mencapai keadilan, kesejahteraan yang merata, kesetaraan gender, perdamaian, dan rasa aman bagi seluruh masyarakat.

“Sekolah Perempuan Uhamka  didirikan atas dasar peduli untuk menyikapi permasalahan yang biasa dihadapi para perempuan. Sekolah Perempuan Uhamka  yang diinisiasi oleh PSGPA Uhamka akan mencoba meretas permasalahan kaum perempuan di lingkungan Civitas Akademika Uhamka,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Selanjutnya, Dr  Sri Astuti MPd  selaku sekretaris PSGPA Uhamka  menyatakan bahwa melalui kegiatan FGD ini disepakati tema dan muatan kurikulum dalam Sekolah Perempuan Uhamka  yang akan segera diimplementasikan dalam waktu dekat ini. Adapun muatan kurikulum dalam Sekolah Perempuan Uhanmka  tersebut berdasarkan analisis kebutuhan (Need Assessment) yang telah dilakukan oleh tim PSGPA melalui kuesioner yang telah disebar kepada para karyawan beserta istri karyawan Uhamka. Dari hasil analisis kebutuhan tersebut diperoleh lima  tema besar yaitu terkait pendidikan anak, kesehatan, keuangan, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, serta komunikasi. 

 Sekolah Perempuan Uhamka  ini diketuai oleh Puri Pramudiani dengan sekretaris Chandra Dewi dan melibatkan tim pakar yang sudah berpengalaman di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Mereka adalah Sarah Handayani, Khusniyati Masykuroh, Roslaini, Nur Aini Puspitasari, Meyta Dwi Kurniasih, Onny Fitriana, Heni Nuraeni, Eka, Camelia Safitri, dan juga didukung penuh oleh  Jaenudin selaku koordinator perekrutan peserta, Agus Darma selaku koordinator pengabdian masyarakat, dan staf PSGPA Uhamka yaitu  Novelia Utami dan Kosasih.

Dalam Kegiatan FGD ini juga dibahas mengenai Modul Bahan Ajar, silabus gender, kesehatan reproduksi, pengorganisasian, serta advokasi dan regulasi. “Luaran yang diharapkan dari Sekolah Perempuan Uhamka  ini adalah menghasilkan para perempuan keluarga Civitas Akademika Uhamka yang berdaya, mampu berpikir kritis dan konstruktif, memiliki keterampilan (skills) yang baik, dan dapat menjadi madrasah utama menuju keluarga sakinah, mawaddah, warahmah,” papar Prof  Yoce Aliah Darma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement