Merajut Kembali Silaturahim Muslim Indonesia di Brisbane

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Qommarria Rostanti

Jumat 23 Apr 2021 20:14 WIB

Para Muslimah Indonesia di Brisbane, Australia (ilustrasi). Foto: Dok Istimewa Para Muslimah Indonesia di Brisbane, Australia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Warga negara Indonesia (WNI) Muslim di Brisbane, Australia, kembali diizinkan melakukan kegiatan berkelompok, seperti shalat jamaah atau buka puasa bersama. Kelonggaran ini dimanfaatkan oleh Komunitas Muslim Indonesia Brisbane (IISB) untuk mengadakan kegiatan selama Ramadhan seperti webinar, pelaksanaan Tarawih berjamaah, hingga buka puasa bersama. 

Menurut salah satu anggota IISB, Fazri Reza, kegiatan tersebut sudah ada setiap tahunnya selama Ramadhan. "Tapi tahun lalu tidak diadakan karena pandemi, dan tahun ini baru dimulai kembali karena kondisi sudah berangsur membaik," ujar Reza kepada Republika, Rabu (21/4). 

Meski masih diwajibkan menerapakan protokol kesehatan seperti menjaga jarak sosial dan memakai masker, namun warga Australia telah diizinkan kembali beraktivitas normal, termasuk melakukan shalat berjamaah dan berbuka puasa bersama.

"Di sini sudah dibolehkan untuk melakukan shalat jamaah atau berkumpul, tapi memang harus menerapkan jarak sosial, jadi Alhamdulillah, tidak seperti tahun lalu," ujarnya.

Menurut Reza, animo masyarakat Muslim Indonesia di Brisbane untuk berkontribusi dalam kegiatan ini sangat tinggi. Hal ini mengingat pada tahun sebelumnya seluruh kegiatan, termasuk kegiatan keagamaan sangat dibatasi. 

Makanya tujuan dari acara ini, kami ingin merajut kembali tali silaturahim khususnya di komunitas Muslim di Brisbane, dan merekatkan kembali hubungan sesama Muslim di Brisbane," jelasnya.

Dia berharap acara ini dapat menjadi wadah untuk merekatkan kembali hubungan dan ukhuwah islamiyah Muslim Indonesia di Brisbane seperti sedia kala, sebelum pandemi Covid-19. Meski pembatasan dan jarak sosial harus tetap diterapkan, namun dia berharap hal itu tidak akan mengurangi kekhidmatan kebersamaan dalam kegiatan tahunan tersebut.

Beberapa aturan terkait protokol kesehatan masih dilakukan. Jumlah peserta dibatasi maksimal 90 orang. Makanan pun disajikan di dalam boks, bukan prasmanan, demi menghindari resiko penyebaran. "Namun semoga suasana keakrabannya masih dapat terasa," ujar Reza.

Kegiatan Ramadhan di Brisbane telah berlangsung sejak awal puasa dengan menggelar webinar melalui aplikasi Zoom dan kegiatan bagi-bagi iftar dan takjil. IISB juga akan mengadakan kegiatan berbuka puasa bersama dan diakhiri dengan pelaksanaan shalat Tarawih bersama pada pekan terakhir Ramadhan. 

"Rencananya, kalau tidak ada lonjakan kasus Covid-19, kami akan menggelar sholat Id berjamaah, dengan penerapan prokes yang ketat," ujarnya. 

Selain menggelar kegiatan Ramadhan, IISB juga memiliki program sosial Anak Asuh. Program ini memfasilitasi warga ataupun pelajar di Brisbane untuk berdonasi dan membantu anak-anak di Indonesia. 

Menurut Reza, melalui program Anak Asuh, warga Brisbane atau mahasiswa di sana bisa berdonasi. "Uang donasinya akan IISB salurkan kepada anak-anak asuh kami di Indonesia, ini berjalan sudah cukup lama juga dan anak asuh kami juga sudah tersebar di beberapa provinsi Indonesia," jelasnya.

IISB juga mengadakan kegiatan berbagi makanan berbuka puasa selama Ramadhan bekerja sama dengan University of Queensland Indonesian Student Association (UQISA). Program ini merupakan kali kedua dilaksanakan oleh IISB dan UQISA sejak 2020.

Presiden IISB, Ikhlash Kautsar, mengatakan, meski pandemi masih berlangsung, hal ini tidak membuat Muslim berputus asa untuk melakukan aktivitas dan amalan di bulan suci. Melalui program bertema "Semarak Ramadhan di Brisbane (Serambi)", IISB berusaha menggelorakan kembali semangat Ramadhan. "Sehingga, muncul ide untuk mendistribusikan makanan berbuka kepada masyarakat Indonesia yang berada di Brisbane," ujarnya.

Paket takjil dan makanan yang didistribusikan merupakan kolektif dari masyarakat Indonesia khususnya ibu-ibu, di mana setiap donatur mengumpulkan kue-kue dan makanan di satu tempat (dapur utama), lalu mengirimkan ke beberapa lokasi penjemputan. Bagi yang ingin mendapatkan makanan, sebelumnya diminta mengisi formulir pengambilan beserta tempat penjemputan melalui link yang disebarkan oleh panitia.

Program ini mendapatkan antusiasme yang sangat besar. "Ibu-ibu di sini sangat baik dan sangat senang sekali menyediakan makanan untuk berbuka," ujar salah satu koordinator iftar, Afifah.

Presiden UQISA, Nova Maulani, berterima kasih kepada para pihak yang telah mengorganisir program ini. "Kami sebagai mahasiswa yang ada di perantauan Kota Brisbane ini bisa merasakan Ramadhan seperti di kampung halaman karena menu berbuka puasanya pun sesuai dengan selera nusantara," ujarnya.