Sabtu 24 Apr 2021 01:38 WIB

Peneliti akan Uji Coba Infeksi Ulang Covid-19 ke Manusia

Studi infeksi pada manusia dapat memungkinkan untuk belajar banyak tentang Covid-19

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19. Studi infeksi pada manusia dapat memungkinkan untuk belajar banyak tentang Covid-19.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Studi infeksi pada manusia dapat memungkinkan untuk belajar banyak tentang Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Salah satu hal yang masih belum banyak diketahui para ahli adalah apa yang terjadi ketika orang yang sudah sembuh dari Covid-19 kembali terpapar virus SARS-CoV-2. Para ilmuwan di Universitas Oxford mengumumkan uji coba manusia yang akan menyelidiki respons sistem kekebalan manusia terhadap infeksi SARS-CoV-2 kedua.

Shobana Balasingam selaku penasihat penelitian senior vaksin di Wellcome Trust selaku pendonor uji coba, mengatakan masih banyak hal yang tidak diketahui seputar virus ini. Ia menganggap studi infeksi pada manusia dapat memungkinkan untuk belajar banyak tentang Covid-19.

Baca Juga

"Studi ini berpotensi mengubah pemahaman kita dengan memberikan data berkualitas tinggi tentang bagaimana sistem kekebalan kita menanggapi infeksi kedua dengan virus ini," kata Balasingam dilansir dari Medical News Today pada Jumat (23/4).

Balasingam menyebut uji coba ini memiliki dua tahap, tahap pertama dimulai bulan ini. Fase kedua diharapkan dimulai musim panas ini.

 

Helen McShane sebagai profesor vaksinasi di Departemen Pediatri di Universitas Oxford menjelaskan studi itu penuh tantangan. Sang kepala studi tersebut mengatakan penelitian ini memberi tahu hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh penelitian lain. Sebab tidak seperti infeksi alami, studi tersebut dikontrol dengan ketat.

"Saat kami menginfeksi ulang peserta ini, kami akan tahu persis bagaimana sistem kekebalan mereka bereaksi terhadap infeksi Covid pertama, tepatnya kapan infeksi kedua terjadi, dan berapa banyak virus yang mereka dapatkan," ujar McShane.

Tahap 1 Fase pertama investigasi akan menentukan dosis minimum SARS-CoV-2 yang menyebabkan infeksi ulang. Para peneliti akan menggunakan varian asli SARS-CoV-2 dari Wuhan, China.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement