Jumat 23 Apr 2021 18:27 WIB

Pelajar Ethiopia Ingin Datang dan Belajar di Indonesia

Pelajar Ethiopia berminat besar untuk mendapat beasiswa dari Indonesia.

Siswa-siswi Wisdom Educational Academy, di Kota Adama, Ethiopia, bersama Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur (tengah).
Foto: Dokumentasi KBRI Addis Ababa
Siswa-siswi Wisdom Educational Academy, di Kota Adama, Ethiopia, bersama Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Pelajar Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama Ethiopia memiliki minat yang besar untuk mengetahui, berkunjung, dan bahkan mendapatkan beasiswa dari Indonesia. Para pelajar tersebut juga ingin membina persahabatan dengan teman-teman sebaya mereka di Indonesia.

 

“Guru dan orang tua perlu mendorong terciptanya persahabatan antar pelajar kedua negara,” kata Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur, Kamis (22/4), dalam keterangan tertulis yang diterima Republika. Hal itu diungkapkannya saat bertemu peserta Indonesia-Ethiopia Student Correspondence Program (IESCOP) di Wisdom Educational Academy, di Kota Adama, 100 km selatan kota Addis Ababa, Kamis.

Pada kunjungan tersebut, Duta Besar Al Busyra Basnur disambut oleh pimpinan dan guru sekolah serta mengadakan pertemuan dengan para pelajar. Al Busyra juga menyerahkan Certificate of Appreciation kepada peserta IESCOP yang hadir saat peluncuran IESCOP sebelumnya.

 

IESCOP adalah salah satu program strategis KBRI Addis Ababa yang diluncurkan Al Busyra bersama Molalign Asfaw, Direktur Jenderal Urusan Asia dan Oseania, Kementerian Luar Negeri Ethiopia 8 April lalu. “IESCOP bertujuan untuk membina persahabatan pelajar Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Pertama kedua negara melalui koresponden. Mereka didampingi guru dan atau orang tua masing-masing mengingat usia mereka di bawah 18 tahun,” kata Al Busyra.

“Mereka adalah generasi yang akan menjadi pemimpin bangsa di jaman mereka nanti. Karena itu persahabatan antar pemimpin bangsa di dunia, harus dimulai sejak mereka berusia dini. Melalui koresponden, pelajar tidak hanya berkenalan, juga saling bercerita tentang kehidupan keseharian dan negara masing-masing,” tambah Al Busyra.

Saat perluncuran, peserta IESCOP berjumlah 71 orang, 49 dari Indonesia dan 22 dari Ethiopia. Jumlah tersebut terus bertambah karena terbuka untuk umum. Pelajar dari kedua negara bisa bergabung sebagai peserta melalui group Facebook, IESCOP.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement