Jumat 23 Apr 2021 13:53 WIB

Puluhan Orang Terluka dalam Bentrokan di Yerusalem Timur

Palang Merah mengatakan 100 orang warga Palestina terluka

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pandangan umum lingkungan Palestina di Silwan di Yerusalem timur, terlihat pada hari Rabu, 1 Juli 2020. Para pemimpin Israel melukiskan Yerusalem sebagai model koeksistensi, ibu kota orang Yahudi yang bersatu, abadi, di mana kaum minoritas memiliki hak yang sama. Tetapi warga Palestina menghadapi diskriminasi yang meluas, sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan dan banyak yang hidup dalam ketakutan akan dipaksa keluar.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Pandangan umum lingkungan Palestina di Silwan di Yerusalem timur, terlihat pada hari Rabu, 1 Juli 2020. Para pemimpin Israel melukiskan Yerusalem sebagai model koeksistensi, ibu kota orang Yahudi yang bersatu, abadi, di mana kaum minoritas memiliki hak yang sama. Tetapi warga Palestina menghadapi diskriminasi yang meluas, sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan dan banyak yang hidup dalam ketakutan akan dipaksa keluar.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Puluhan orang terluka dalam bentrokan antara aktivis sayap kanan Yahudi, warga Palestina dan polisi Israel di Yerusalem Timur. Ratusan kelompok ultranasionalis Yahudi meneriaki pengunjuk rasa Palestina di Kota Gerbang Damaskus.

"Kematian untuk Arab," kata orang-orang ultranasionalis Yahudi itu seperti dikutip BBC, Jumat (23/4).

Baca Juga

Polisi mencoba memisahkan dua kelompok dengan melepaskan tembakan gas air mata dan granat kejut. Beberapa orang melemparkan batu dan botol, sejumlah orang ditahan.

Palang Merah Palestina mengatakan 100 orang warga Palestina terluka dalam peristiwa tersebut. Itu termasuk 21 orang yang harus dirawat di rumah sakit.

Pada Kamis (22/4) malam, warga Palestina menuduh polisi Israel melarang mereka berkumpul menggelar buka bersama di depan Gerbang Damaskus. Lahan bersejarah di di Kota Tua Yerusalem.

Kantor berita Reuters melaporkan saat itu juru bicara polisi memperingatkan mereka akan 'bertindak tegas terhadap segala bentuk kekerasan dan kerusuhan. Status Yerusalem menjadi jantung konflik Israel-Palestina.

Kota itu adalah lokasi religius Yahudi, Islam dan Kristen terutama di Yerusalem Timur. Israel menduduki wilayah yang sebelumnya milik Yordania itu pada perang Timur Tengah 1967 dan menganggapnya bagian dari ibukota yang tak terpisahkan.

Masyarakat Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota mereka di masa depan. Status akhir wilayah itu akan menjadi pokok pembahasan negosiasi di masa depan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement