Jumat 23 Apr 2021 10:12 WIB

Parlemen Inggris Nyatakan China Lakukan Genosida Uighur

Mosi yang disahkan parlemen tidak memaksa Pemerintah Inggris bertindak.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nur Aini
Para penari kaum etnis minoritas Muslim Uighur menyambut para pengunjung Kota Tua Kashgar, wilayah selatan Daerah Otonomi Xinjiang, China, Senin (19/4/2021). Sektor pariwisata di Kashgar masih belum sepenuhnya pulih sehingga pemerintah daerah setempat bekerja keras dengan menambah daya tarik wisata.
Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie
Para penari kaum etnis minoritas Muslim Uighur menyambut para pengunjung Kota Tua Kashgar, wilayah selatan Daerah Otonomi Xinjiang, China, Senin (19/4/2021). Sektor pariwisata di Kashgar masih belum sepenuhnya pulih sehingga pemerintah daerah setempat bekerja keras dengan menambah daya tarik wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Anggota Parlemen Inggris menyatakan China melakukan genosida terhadap orang-orang Uighur di Provinsi Xinjiang. Mosi yang disahkan pada Kamis (22/4) tidak memaksa pemerintah untuk bertindak, tapi kemungkinan akan menandai penurunan dalam hubungan dengan China.

Menteri Negara untuk Asia, Nigel Adams, mengaku ada bukti yang dapat dipercaya tentang penggunaan kerja paksa secara luas, kamp interniran, dan penargetan kelompok etnis. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang jelas dan sistematis.

Baca Juga

Pemungutan suara, bagian dari gerakan yang berkembang di demokrasi barat, dipuji oleh Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika Serikat, Bob Menendez. Ia mengatakan, parlemen Inggris telah menyoroti pelanggaran mengerikan yang dilakukan negara China terhadap orang-orang Uighur. Dunia harus bersatu dalam meminta pertanggungjawaban Pemerintah China atas pelanggaran ini.

“Satu per satu, negara-negara demokratis menyerukan penganiayaan yang dilakukan China terhadap orang-orang Uighur. Kami tidak bisa hanya diam sementara pelanggaran ini terus berlanjut,” kata Wakil Ketua Komite Pemilihan Senat AS untuk Intelijen, Senator Mario Rubio.

Penulis Mosi dan Mantan Menteri, Nusrat Ghani, mengatakan, pemerintah harus segera bertindak guna memastikan barang-barang dan makanan tidak dibuat dari kerja paksa Uighur. Namun, Adams menolak untuk memberikan bukti resmi pemerintah kepada pengadilan Uighur yang dipimpin oleh Sir Geoffrey Nice, tapi dia menyebut telah mengunjungi Nice pada pekan ini.

Baca juga : China Tawarkan Bantuan pada India Atasi Lonjakan Covid-19

Lebih lanjut, dia mengatakan pemerintah telah mengirim pesan kuat pada Maret dengan memberi sanksi kepada empat pejabat senior China yang terlibat dalam pelanggaran di Provinsi Xinjiang. Menteri Luar Negeri Bayangan, Stephen Kinnock, mengatakan, para menteri perlu melangkah lebih jauh dengan melakukan tiga hal, yakni memperluas kumpulan pejabat China yang diberi sanksi, mengakhiri konsultasi ekonomi formal lebih lanjut dengan China, dan mengadvokasi majelis umum PBB untuk meminta pendapat penasihat dari pengadilan internasional tentang genosida.

Dilansir the Guardian, Jumat (23/4), China baru-baru ini memberikan sanksi kepada sepuluh warga Inggris, termasuk lima anggota parlemen, sebagai tanggapan atas sanksi Inggris. Salah seorang dari lima anggota parlemen, Tim Loughton, mengatakan kepada kedutaan besar China bahwa dia tidak akan takut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement